Minggu, 30 Desember 2012

10 Kota Mati Terseram di Dunia

1. KOLMANSKOP (Namibia) : Dikubur dalam Pasir
Kolmanskop adalah sebuah kota mati di selatan Namibia, beberapa kilometer dari pelabuhan Luderitz. Di tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, dan orang-orang kemudian menuju ke padang pasir Namib untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota yang megah lengkap dengan segala prasarananya seperti kasino, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang eksklusif yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir.
http://www.stock-photography.co.za/stock%20photography/kolmanskop-74-s-40.jpg
Tetapi setelah perang dunia pertama, jual beli berlian menjadi terhenti, ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya. Sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan, pasir mulai meminta kembali apa yang menjadi miliknya. Papan metal yang kokoh roboh, kebun yang cantik dan jalanan yang rapi dikubur dibawah pasir, jendela dan pintu bergeretak pada setiap engselnya, kaca-kaca jendela terpecah membelalak seperti menunjukan kehancuran pada hamparan pasir yang menjulang.

Sebuah kota mati baru telah dilahirkan, sampai saat ini masih nampak sepasang banguna yang berdiri, juga terdapat bangunan seperti sebuah teater masih dalam kondisi yang sangat baik, dan sisanya, rumah-rumah tersebut hancur digerus pasir dan menjadi deretan rumah-rumah hantu yang menakutkan.

2. PRIPYAT (Ukraina): Rumah para pekerja Chernobyl
Prypiat adalah sebuah kota besar di daerah terasing di Ukraina Utara, merupakan daerah perumahan para pekerja kawasan nuklir Chernobyl. Kawasan ini mati sejak terjadinya bencana nuklir Chernobyl yang menelan hamper 50.000 jiwa. Setelah kejadian, lokasi ini praktis seperti sebuah museum, menjadi bagian dari sejarah Soviet. Bangunan apartement (empat merupakan bangunan yang belum sempat ditempati), kolam renang, rumah sakit, dan banyak bangunan yang lain hancur. Dan semua isi yang terdapat dalam bangunan tersebut dibiarkan ada di dalamnya, seperti arsip, TV, mainan anak-anak, meubel, barang berharga, pakaian dan lain-lain semua seperti kebanyakan milik keluarga-keluarga pada umumnya.
The image  “http://blog.kievukraine.info/uploaded_images/734-760092.jpg” cannot be  displayed, because it contains errors.
Penduduk hanya boleh mengambil dokumen penting, buku dan pakaian yang tidak terkontaminasi oleh nuklir. Namun sejak abad 21, tidak lagi ada barang berharga yang tertinggal, bahkan tempat duduk dikamar kecilpun dibawa oleh para penjarah, banyak dari bangunan yang isinya dirampok dari tahun ke tahun. Bangunan yang tidak lagi terawat, dengan atap yang bocor, dan bagian dalam bangunan yang tergenang air di musim hujan, semakin membuat kota tersebut benar-benar menjadi kota mati. Kita bisa melihat pohon yang tumbuh di atap rumah, pohon yang tumbuh di dalam rumah.
 3. SAN ZHI (Taiwan): Tempat peristirahatan yang futuristik
Disebelah Utara Taiwan, terdapat sebuah kampong yang futuristic, pada awalnya dibangun sebagai sebuah tempat peristirahatan yang mewah bagi kaum kaya. Bagaimanapun, setelah terjadi banyak kecelakaan yang fatal pada masa pembangunannya akhirnya proyek tersebut dihentikan.
http://www.notcot.com/images/0315sanzhi5.jpg
Setelah mengalami kesulitan dana dan kesulitan para pekerja yang mau mengerjakan proyek tersebut akhirnya pembangunan resort tersebut benar-benar dihentikan ditengah jalan. Desas-desus kemudian bermunculan, banyak yang bilang kawasan kampung tersebut menjadi tempat tinggal para hantu, dari mereka yang sudah meninggal.

4. CRACO (Italy): Kota pertengahan yang mempesona
Craco terletak didaerah Basilicata dan provinsi Matera sekitar 25 mil dari teluk Taranto. Kota pertengahan ini mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tanaman pertanian lainnya. Ditahun 1060 ketika kepemilikan lahan Craco dimiliki oleh uskup Arnaldo pimpinan keuskupan Tricarico. Hubungan yang berjalan lama dengan gereja membawa pengaruh yang banyak kepada seluruh penduduk. Di tahun 1891 populasi penduduk Craco lebih dari 2000 orang, waktu itu mereka banyak dilanda permasalahan social dan kemiskinan yang banyak membuat mereka putus asa, antara tahun 1892 dan 1922 sekitar 1300 orang pindah ke Amerika Utara. Kondisi pertanian yang buruk ditambah dengan bencana alam gempa bumi, tanah longsor serta peperangan inilah yang menyebabkan mereka bermigrasi massal.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3c/Craco0001.jpg/300px-Craco0001.jpg
Antara tahun 1959 dan 1972 Craco kembali diguncang gempa dan tanah longsor. Di tahun 1963 sisa penduduk sekitar 1300 orang akhirnya dipindahkan ke suatu lembah dekat Craco Peschiera, dan sampai sekarang Craco yang asli masih tertinggal dalam keadaan hancur dan menyisakan kebusukan sisa-sisa peninggalan penduduknya.

5. ORADOUR-SUR-GLANCE (France): the horror of WWII
Perkampungan kecil Oradour Sul Glane di Perancis menunjukan sebuah kondisi keadaan yang sangat mengerikan. Selama perang dunia ke II, 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai bentuk pembalasan atas terhadap perlakuan Perancis waktu itu. Jerman yang waktu itu sebenarnya berniat menyerang daerah di dekat Oradour Sul Glane tapi akhirnya mereka menyerang perkampungan kecil tersebut pada tanggal 10 Juni 1944.
http://www.francethisway.com/places/images/oradoursurglane.jpg
menurut kesaksian orang-orang yang selamat, penduduk laki-laki dimasukan kedalam sebuah gudang dan tentara jerman menembaki kaki mereka sehingga akhirnya mereka mati secara pelan-pelan. Wanita dan anak-anak yang dimasukan ke dalam gereja, akhirnya semua mati tertembak ketika mereka berusaha keluar dari dalam gereja. Kampung tersebut benar-benar dihancurkan tentara Jerman waktu itu. Dan sampai saat ini reruntuhan kampung tersebut masih berdiri dan menjadi saksi betapa kejamnya peristiwa yang terjadi saat itu.

6. GUNKANJIMA (Japan): the forbidden islandPulau ini adalah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Nagasaki Daerah Administratsi Jepang, sekitar 15 kilometer dari Nagasaki. Pulau ini juga dikenal sebagai “Gunkan Jima” atau pulau kapal perang. Pada tahun 1890 ketika suatu perusahaan (Mitsubishi) membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapatkan batubara dari dasar laut di sekitar pulau tersebut. Di tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan.
http://www.fingel.com/wp-content/uploads/2008/04/hashima2.jpg
Pada tahun 1959, populasi penduduk pulau tersebut membengkak, kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia.
Ketika minyak tanah menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkan Jima, di tahun 1974 Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya mengosongkan pulau tersebut. Pada tahun 2003 pulau ini dimbil sebagai setting film “Battle Royal II” dan mengilhami sebuah game popular “Killer7”.

7. KADYKCHAN (Russia): memories of the Soviet Union

Kadykchan merupakan salah satu kota kecil di Rusia yang hancur saat runtuhnya Uni Soviet. Penduduk terpaksa berjuang untuk mendapatkan akses untuk memperoleh air, pelayanan kesehatan dan juga sekolah. Mereka harus keluar dari kota itu dalam jangka waktu 2 minggu, untuk menempati kota lain dan menempati rumah baru. Kota dengan penduduk sekitar 12.000 orang yang rata-rata sebagai penambang timah ini dikosongkan. Mereka meninggalkan rumah mereka dengan segala perabotannya. Jadi anda dapat menemukan mainan, buku, pakaian dan berbagai barang didalam kota yang kosong.


8. KOWLOON WALLED CITY (China): A lawless city
Kota besar Kowloon yang terletak di luar Hongkong, China. Dulunya diduduki oleh Jepang selama perang dunia II, yang kemudian diambil alih oleh penduduk liar setelah Jepang menyerah. Pemerintahan Inggris ingin China bertanggung jawab terhadap kota ini, karena kota tersebut menjadi kota yang tidak beraturan dan tidak taat pada hukum pemerintah.
http://artkhammarita.files.wordpress.com/2007/05/wolf2.jpg?w=630
Populasi tidak terkendali, penduduk membangun koridor lybirint yang setinggi jalan yang penuh tersumbat oleh sampah, bangunan yang sangat tinggi sehingga membuat cahaya matahari tidak bisa menyinari. Seluruh kota disinari dengan neon. Kota tersebut penuh dengan rumah pelacuran, kasino, rumah madat dan obat bius dan kokain, banyak terdapat makanan-makanan dari daging anjing dan juga terdapat pabrik-pabrik rahasia yang tidak terganggu oleh otoritas.Keadaan ini akhirnya berakhir ketika di tahun 1993, diambil keputusan oleh pemerintah Inggris dan otoritas China untuk menghentikan semua itu.

9. FAMAGUSTA (Cyprus): once a top tourist destination, now a ghost town
Varosha adalah sebuah daerah yang tidak diakui oleh republic Cyprus Utara. Sebelum tahun 1974 Turki menginvasi Cyprus, daerah ini merupakan daerah wisata modern di kota Famagusta. Pada tiga dekade terakhir, kota ini ditinggalkan dan menjadi kota mati. Di tahun 1970-an, kota ini menjadi kota tujuan wisata utama di Cyprus. Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para wisatawan, kota ini membangun berbagai bangunan mewah dan hotel.
Ketika tentara Turki menguasai daerah tersebut, mereka menjaga dan memagari daerah tersebut, tidak boleh ada yang keluar masuk kota tersebut tanpa seijin dari tentara Turki dan tentara PBB. Rencana untuk kembali mengembalikan Varosha ke tangan kendali Yunani, namun rencana tersebut tidak pernah terwujud. Hampir selama 34 tahun kota tersebut dibiarkan dan tidak ada perbaikan. Perlahan bangunan-bangunan tersebut hancur, metal mulai berkarat, jedela pecah, dan akar-akar tumbuhan menembus dinding dan trotoar. Kura-kura bersarang di pantai yang ditinggalkan. Di tahun 2010 Pemerintahan Turki bermaksud untuk membuka kembali Varosha untuk para turis dan kota kembali bisa didiami dan akan menjadi salah satu kota yang paling berpengaruh di uatara pulau.

10. AGDAM (Azerbaijan): once a 150,000 city of people, now lost
Kota besar Agdam di Azerbaijan adalah salah satu kota besar yang populasi penduduknya mencapai 150.000 orang. Namun kemudian hilang setelah pada tahun 1993 sepanjang perang Nagorno Karabakh. Walaupun kota ini tidak secara langsung menjadi basis peperangan, namun kota ini tetap mendapatkan efek dari perang tersebut, dengan menjadi korban dari sikap para Armenians yang merusak kota tersebut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH-P_ntDbvx612z1n2NoUybGTlxnKQJLmPFK_WFq_UV8O2O-_UzU2hmIOLdyXaw8ahdDjhxP75tZpdyVc66N8wTlTAIXZ5XbUGPzxpwXJWdpetfo0FLS85fS2WWs9xxchaz6WiMP7kOQ36/s400/11.jpg
Bangunan-bangunan dirusak dan akhirnya ditinggalkan penghuninya, hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri. Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke area lain, seperti ke Iran.

Sumber : http://lyric13.wordpress.com

Rabu, 26 Desember 2012

“Am I Die?” Versi 2

Pemain
• Albert Yunardi as Boy
• Indigo Nugra P as Dion
• Febby Veronica w as Eline
• Ginti Suyana S as Sheila
• Ella Yance T B as Shinta
• Veni Sylviani as Andin
• Yuli Widiastuti as Bu Miske
• Siti Azuri A as Tere
• Listia as Lisna
• Pak Imam as Mr.Joni

Watak Tokoh
• Boy : Sok jagoan – Genit – Playboy
• Dion : Penakut – Cupu
• Eline : `berperan sebagai hantu` - berdarah dingin ‘psikopat’
• Sheila : Tomboy – keras kepala – Pemberani
• Shinta : Pendiam – Pintar – Baik hati
• Andin : Pemalas – cuek
• Bu Miske : Antagonis - Misterius
• Tere : Selebor – lucu – ceplas ceplos
• Lisna : Sombong
• Mr.Joni : Tegas – berlogat jawa


Scene 1 : Lokasi (Dalam rumah kosong) | Time (siang/sore hari)
Action
• Dion – Sheila – Shinta dan Andin terkapar dilantai dengan berlumuran darah tak sadarkan diri
• Boy datang membuka pintu depan rumah, masuk dan terkejut melihat semua teman-temannya sudah berada disana
• Eline datang membawa sebuah pisau besar ditangannya menghampiri boy
• Boy ketakutan... (lalu semuanya gelap, hanya terdengar jeritan boy kencang)

Day One` Scene 2 : Lokasi (Dalam gedung kampus) | Time (pagi hari)
Action
• Tere berlari dari gerbang kampus hingga sampai didepan kelasnya dilantai 3
• Ia terengah-engah dan masuk kedalam kelas mengendap-endap
• `didalam kelas` ada beberapa murid dan Mr. joni (dosen) yang sedang menulis dan menerangkan..
• Tere masuk diam-diam dan tiba-tiba saja Mr. joni memanggil nya dan berbalik

Script
Mr.Joni : Tere! `sambil menulis dipapan tulis’
Tere : `berbalik`
Mr.Joni : `berbalik melihat tere` darimana saja kamu? jam berapa ini..
Tere : eh bapak..
Mr.Joni : BAPAK??! MR!!
Tere : eh iya.. Mr maksudnya iya hehe.. itu pak tadi, anu.. itu..
Mr.Joni : ini – anu – itu ! apa? Alasan apa lagi hari ini kamu? ayo berdiri disana!
Tere : aduh pak..
Mr.Joni : MR!
Tere : oiya, Mr.. ayolah.. masa abis lari-lari disuruh berdiri lagi? Capek kan Mr.
Mr.Joni : nggak ada tapi tapi.. ayo cepat sana!
Tere : `berdiri dipinggir papan tulis`
Mr.Joni : Nah, oke baiklah anak-anak. Hari ini saya akan membagikan tugas kelompok untuk melakukan observasi alam.
Murid2x : yaaahh.. pak..
Mr.Joni : MR! Kok pak pak. Saya yang akan pilih sendiri anggota kelompoknya, dimulai dari kelompok pertama.. Andre, Dina, Martin, Viola, riki, Marsya.
Selanjutnya, Rivo, Andhika, Sherli, Lisna, Yola dan vivi.
Lalu, Sheila, Dion, Boy, Shinta dan Andin.
Tere : What? Terus saya sama siapa pak? Ehhh.. Mr..
Sheila : Yes! Gue sekelompok sama dion.. aaaa
Mr.Joni : Pembagian kelompok sudah fix menurut data yang saya pilih, jadi tidak
ada lagi yang protes atau bertukar kelompok! Paham?
Murid2x : iya Mr..
Mr.Joni : bagus. Nah, untuk kamu Tere! Setelah ini temui saya diruangan saya! Karna kamu telat dan tidak mengikuti jam saya, maka saya punya tim khusus untuk kamu melakukan penelitian.
Tere : wahh pak.. nggak bisa gitu dong??
Mr.Joni : pak lagi!! Sudah, ikut saya.. baik, selamat pagi semua.
Murid2x : pagi Mr..
Tere : pak.. tapii kann....


• Mr.Joni dan Tere pergi meninggalkan kelas
• Anak-anak yang lain satu persatu keluar kelas
• Dion – boy – Sheila dan Shinta masih didalam kelas membicarakan rencana observasi mereka

Script
Dion : oh iya shin.. andin mana? Ngga masuk ya dia?
Sheila : emm, iya ya.. pantes aja dari tadi tuh anak nggak keliatan
Boy : coba lu kabarin dia tuh tentang penelitian ini shin.
Shinta : iya deh, coba gue telpon aja dulu.. `menelpon andin`


Scene 3 I : Lokasi (Dalam kamar) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Andin masih tertidur nyenyak dikasurnya
• Tiba-tiba handphonenya berbunyi berkali-kali membangunkannya

Script
Shinta : halo.. dinn
Andin : hemm..
Shinta : dinn.. lo masih tidur ya?
Andin : e’em..
Shinta : duhh din.. liat jam dong, udah jam berapa ini. Untung aja tadi Mr. Ngga nyariin lo
Andin : hah.. ada apa shin?
Shinta : jadi kita dapet tugas untuk observasi alam gitu, kelompoknya udh dibagi-bagi.. kita satu kelompok, sama boy – sheila – dion juga
Andin : emm..
Shinta : lo dengerin gue kan din? Dinn??
Andin : emm.. iya iya. Terus?
Shinta : nah, besok kita berangkat penelitiannya. Tentang lokasi sama perlengkapannya nanti gue sms lo deh
Andin : yaudah atur
Shinta : besok jam 10 nggak telat ya! Dinn..
Andin : iya..
Shinta : oke.. oiya satu lagi.. din.. dinn..?? `telpon tertutup`
Andin : ahhhh.... `tidur lagi` `tutup selimut`


Day One` Scene 3 II : Lokasi (Dalam kelas) | Time (pagi/siang hari)
Script
Shinta : yah.. kok udah dimatiin aja telpon nya
Boy : ah, andin. Kayak baru kenal ama dia aja lu.
Sheila : gimana bisa serius nih dia besok! Pokoknya gue nggak mau tau, besok harus on time
Shinta : iya, nanti gue coba hubungin dia lagi deh.. jadi ini gimana? Tema sama tempatnya ?
Sheila : yaudah terserah lo aja dehh, yang penting beres
Boy : yap, gue ikut aja. Jalan yuk sheil.. bete gue
Sheila : yuk. Duluan ya `berjalan keluar kelas dengan boy`
Shinta : eh.. ini terus??
Dion : udah tenang, kita kerjain bareng aja.. pasti selesai kok.. masalah tempat` tinggal search aja.
Shinta : hem.. iya deh


Scene 4 : Lokasi (Dipinggir jalan raya) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Boy – Dion – Sheila dan Shinta sudah siap dan berkumpul menunggu Andin

Script
Shinta : duhh.. andin mana sih..
Sheila : kann! Udah gue bilang apa. Pasti telat tuh anak

• Lalu andin datang

Andin : sorry gue telat...
shinta : aduh dinn.. lo kemana aja sih? Kita nungguin lo nih dari tadi..
andin : maaf maaf.. gue kesiangan
Boy : lagi?
Sheila : udah udah, kenapa jadi pada debat sih! Ini jemputannya mana lagi.. ngga dateng- dateng dari tadi juga ah!!
Dion : itu tu tuh.. setopin setopin..
Boy : Nah, akhirnya dateng juga kan. pak pak.. `ternyata memberhentikan angkot`
Andin : ini? Naik ini? Angkot?
Shinta : iya
Andin : katanya tadi.. j e m p u t a n ??
Boy : ya ini jemputannya din.. udah cepet ah naik! Bawel banget deh lo ah udah telat aja masih protes! Harusnya kita yang..
Shinta : udaaah.. ahh!


• Mereka naik angkot itu dan turun sampai di pinggir jalan lagi
• Untuk sampai ketempat tujuan mereka harus melanjutkan dengan jalan kaki

Scene 5 : Lokasi (Dipinggir jalan raya – dalam hutan) | Time (siang/sore hari)
Action
• Mereka turun dari angkot dan berjalan kaki

Script
Boy : eehhh.. stop stop stop! Kok pada jalan? mana tempatnya? Kta observasi disini?
Sheila : ya nggak lah boy.. mau neliti apa juga disini? Aneh aneh aja deh lo ahh
Boy : nah, terus??
Shinta : ya bukan disini tempatnya
Boy : terus?
Dion : udah jalan aja dulu.. dikit lagi juga sampe
Andin : tau, manja banget sih!
Boy : tunggu tunggu.. jadi, maksudnya kita jalan kaki gitu? Dari sini? Panas-panas gini?
Andin : Terbang Boy!!! `sambil berjalan`
Sheila : iyalah boy.. udah ayo ah


BEBERAPA SAAT KEMUDIAN!

Scene 6 : Lokasi (Di hutan) | Time (siang/sore hari)
Action
• Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka setelah beberapa lama berjalan kaki

Script
Dion : nah.. ini tempat nya teman-teman
Boy : what? Disini?? Hutan yon ?
Dion : iya
Sheila : waah, asik nih! Bakalan jadi penelitian yang seru kayaknya
Andin : yaudah ayo, mau pasang tenda nya dimana?
Shinta : eh eh.. ntar dulu lagi. Kita belum bener-bener sampe
Boy : hah? Maksdunya??
Dion : iya, jadi kita harus masuk kesana lagi
Boy : masuk kesana? Jalan kaki lagi? Kedalem sana??
Sheila : iya udah boy.. paling dikit lagi juga..
Boy : dari tadi tuh lo lo semua bilang dikit lagi dikit lagi. Tapi buktinya sampe sekarang..
Shinta : ayo lah boy.. jangan ngeluh terus.. dikit lagi sampe kok
Dion : iya bentar lagi boy.. kita Cuma perlu masuk kedalam hutan itu aja
lagian kita ga akan dapet apa-apa kalo berkemah disini.. objeknya pasti lebih.. .
Boy : iya iya, udah udah udah! Banyak ngomong lu ah! Ayo jalan!! Cepet!
Sheila : iya iya.. santai dong
Shinta : iya.. ayo dinn.. yon..


Scene 7 I : Lokasi (Di hutan) | Time (siang/sore hari)
Action
• Mereka berjalan kaki memasukii hutan itu dan sampai ditengah-tengahnya lalu memasang tenda dan segala persiapannya disana

Script
`sambil berjalan`
Sheila : huhh.. capek nih yon. Masih jauh?
Dion : nah, itu.. udah deket kok. Yuk
Boy : duhh! Gatel banget sih disini! Banyak nyamuk!
Andin : manja banget sih!
Sheila : makanya mandi boy! Hahaha
Boy : yee, ledek aja terus
Dion : nah, sampe. Disini tempatnya teman-teman.
Shinta : yaudah ayo pasang tendanya.
Boy : aaahhh.. akhirnya.. `bersender dipohon`

Scene 7 II : Lokasi (Di hutan) | Time (siang/sore hari)
Action
• Sheila dan andin sibuk memasang tenda
• Dion merapihkan barang-barang bawaan mereka
• Sedangkan, boy hanya bersantai-santai merbaring disamping pohon
• Shinta mencari pergi mencari air

Script
Boy : duuhh.. ini sinyal jelek banget sih ah! Gue jadi ngga bisa ngapa-ngapain kan
Sheila : rese lu boy! Bukannya bantuin kita, malah asik-asikan disitu
Boy : what? Asik-asikan kata lo? Gue lagi sengsara gini dibilang asik-asikan
Shinta : hahh.. udah udah. Eh, gue mau cari air dulu ya kesana.. siapa tau ada sumber air nya
Dion : mau aku temenin?
Shinta : ngga usah, gue bisa sendiri aja kok
Andin : yaudah hati-hati shin..
Shinta : iya.. `shinta pergi mencari air’

Andin : hahaha.. ciee perhatian banget sih yon.. jangan khawatir gitu ah!
Dion : ah, bisa aja kamu din.
Sheila : ah.. bete gue! Udah ayo cepet ah selesain nih tenda nya! Capek gue mau tidur!
Boy : ya gausah cemburu gitu sheil..
Sheila : apaan sih lo!
Boy : hahaha..

TAK LAMA KEMUDIAN...

Scene 7 III : Lokasi (Di hutan) | Time (siang/sore hari)
Action
• Saat semuanya masih beres-beres tiba-tiba saja shinta berlari menghampiri mereka

Script
Dion : loh loh loh shin.. kenapa kenapa.. ??
Sheila : iya shin.. kenapa? Lo kok lari lari gitu
Shinta : itu tadi.. itu
Andin : tadi apa? Udah sini sini.. duduk dulu
Dion : ada apa shin?
Shinta : ada ibu-ibu tadi disana
Sheila : disana mana?
Shinta : itu.. pas gue mau kedanau
Andin : danau?
Shinta : iya, terus dia bilang kita ngga boleh ada dihutan ini. Kita harus pergi darisini katanya
Boy : ahh.. ngarang aja lo! Mana ada ibu-ibu disini sih! Aneh aneh aja
Shinta : beneran.. tadi ada.. gue liat sendiri. Dia ngomong gitu
Dion : yaudah, mungkin aja ibu itu Cuma bercanda kan?
Andin : nah! Bisa jadi
Sheila : yaudah ah.. rapihin lagi deh ini..
Boy : ah.. capek gue!
Sheila : capek? Lu kan ngga ngapa-ngapain dari tadi boy!
Boy : iya capek nyariin sinyal! Udah ah..
Sheila : eh, mau kemana lo?
Boy : kencing! Mau ikut
Sheila : yee, biasa aja dong! Yaudah sana


Mereka pun merapihkan barang-barang bawaannya lagi..

Scene 8 : Lokasi (Di hutan) | Time (sore hari)
Action
• Boy berjalan sendirian hutan itu ,lalu dia menemukan sebuah rumah yang ada diujung hutan.
• Dia penasaran dan menghampirinya
• Setelah sampai didepan rumah itu ternyata sepi tidak berpenghuni
• Boy tidak lama ada disana, kemudian dia kembali ke tenda menghampiri teman2nya
• Saat boy berbalik pergi tiba-tiba ada seseorang melintas seperti bayangan sangat cepatt dibelakangnya tadi

Scene 9 : Lokasi (Di hutan) | Time (malam hari)
Action
• Mereka berkumpul besama dengan api unggun, membahas tentang tugas observasi dan bercerita-cerita kecil

Script
Boy : aduuuhh! Sinyal mana sinyaaaaal!! Gimana bisa pacaran gue kalo gini!
Sheila : yee, pacaran mulu lo yang dipikirin. Lagian mana ada sinyal sih di hutan gini.
Dion : yaudah, mending kita bahas tugas aja
Boy : ahh! Nih lagi pake bahas tugas segala. Gatau orang lagi kesel apa?
Shinta : ah, udah udah.. pada kenapa sih..
Andin : nah, mending kita cerita cerita aja!
Sheila : wahh.. boleh tuh ! ada cerita apa din?
Boy : oiya, gue mau cerita nih! Tadi pas gue jalan-jalan, gue nemuin satu rumah kosong gitu di ujung hutan sana. Rumahnya sih agak horor gitu
Sheila : haha, lo takut boy?
Boy : takut? Ya enggak lah! Kalo takut nggak mungkin kan gue samperin tadi tuh rumah
Andin : eh eh eh.. ntar dulu deh. Gue kayaknya tau itu rumah apa
Shinta : rumah apa? Maksudnya??
Andin : iya.. jadi, ada cerita jaman dulu gitu tentang hutan ini.
Sheila : kok lu tau din?
Andin : gue pernah baca disitus apa gitu.. kalo nggak salah itu dari lo deh yon
Dion : ohh, itu. Iya.. jadi cerita nya agak serem gitu sih
Sheila : cerita apa? Ayo coba ceritain dong
Dion : jadi gini.. dulu hutan ini tuh sebuah desa. Tapi semenjak ada kejadian yang nggak enak, makanya desa itu jadi diasingkan gitu.. terus lama kelamaan jadi hutan kayak gini karna ngga ada yang urusin.. rumah-rumah warganya juga pada dibakarin. Bahkan sekarang ngga ada yang berani dateng kesini lagi..
Sheila : nah, kalo lo emang udah tau cerita itu kenapa lo ngajak kita untuk observasi disini?
Shinta : iya yon.. bikin takut aja
Dion : tapi sebagian orang Cuma bilang itu mitos, cerita bohongan doang. Setelah gue cari tau di internet juga agak kurang jelas darimana itu sumbernya. Yang jelas, disini tuh banyak objek alam yang menarik untuk di teliti. Makanya gue ajak kalian kesini..
Shinta : ya tapi kan serem juga yon kalo emang beneran..
Boy : halaaahh! Sama yang kayak gitu aja taku deh lo
Andin : eh emang kejadian apa sih? Tadi lo kan belum selesai ceritanya..

Dion : iya, jadi dulu didesa itu ada seorang gadis pendatang. Kalo nggak salah namanya eline. Dia itu katanya pindah karna ada kerjaan atau observasi juga gitu kayak kita gini. Tapi dia sendirian. Akhirnya dia menyewa rumah yang sekarang ada diujung hutan itu..
Boy : yang gue liat tadi maksud lo?
Dion : iya itu. Semakin hari sikap eline makin aneh.. dia juga nggak pernah makan dan minum. Tatapan nya selalu tajam kesetiap orang. Kadang dia baik, kadang sinis. Suka ketawa-tawa sendiri dan tiba-tiba aja nangis. Baru beberapa hari dia tinggal disana, tiba-tiba aja si pemilik rumah itu hilang secara misterius. Semua warga mencari tapi eline tetap santai bilang dia nggak tau apa-apa, sedangkan dia tinggal disana juga.
Sheila : lah, terus ibu-ibu yang punya rumah itu kemana?
Dion : nah, itu dia. Setelah hampir beberapa minggu akhirnya semua warga desa tau kalau hilang nya ibu miske itu karna adanya eline. Bukan Cuma bu miske, ada beberapa warga lain juga yang ikut hilang setelah kejadian dirumah itu.
Shinta : karna adanya eline? Maksudnya??
Dion : ya ternyata eline itu lah dalang dibalik menghilangnya orang-orang desa. Eline menyembunyikan mereka dirumah itu setelah membunuh semua korban-korbannya. Rasanya kayak ada kepuasan sendiri setelah selesai membunuh orang dan nggak pernah ada rasa bersalah atau apapun buat dia.
Andin : jadi kayak psikopat gitu yon?
Sheila : terus sekarang eline nya itu kemana?
Dion : iya gitu sih dari info yang gue dapet. Eline diusir warga keluar dari desa itu, karna dia tetap nggak mau pergi, maka mereka mengusir paksa. Lalu eline lonpat kejurang dekat desa itu. Emang agak kurang jelas.. tapi Cuma itu
Andin : dia meninggal?
Dion : iya. Warga desa kira setelah kepergian eline maka semuanya akan baik-baik aja seperti semula, tapi ternyata nggak. Arwahnya terus datang lagi kesana dan masih menghantui warga. Satu persatu warga hilang lagi dan sampai sekarang nggak tau hilangnya itu kemana. Karna itu mereka pergi dari desa dan membakar seluruh desa.
Boy : alaaah.. terus lo lo pada percaya gitu? Gue sih nggak !
Sheila : ahh. Gaya banget lu boy. Kayak berani aja masuk kerumah itu
Boy : berani!
Sheila : yaudah sana.. buktiin dong, jangan ngomong doang lu
Boy : okee, siapa takut!! `beranjak dari duduknya`
Shinta : eh, jangan dong.. nanti malah ada apa-apa lagi `mencegah boy`
Boy : ahh, ga bakal ada apa-apa shin disana! Sama hantu aja takut! `duduk lagi`
Andin : nah, terus lo kenapa duduk lagi?
Sheila : hahahaah. Wuuuh
Boy : waaah, lu bener nantangin gue din?!
Shinta : udah udah ah.. udah malem juga nih, mending kita tidur aja biar besok bisa bangun pagi-pagi buat penelitian.
Sheila : yaudah deh, yuk


• Mereka pun bergegas tidur..
• Angin malam yang dingin membuat suasana menjadi makin lengkap, dengan tiba-tiba ada nya bayangan orang yang melintas dari balik tenda mereka cepat.

Scene 10 : Lokasi (Di hutan) | Time (pagi hari)
Action
• Dari luar tenda sudah terlihat dion yang sedang duduk meminum secangkir teh hangat, dan boy yang masih pulas tertidur didekat pohon
• Juga ada shinta yang sedang merapihkan barang-barang bawaannya untuk penelitian
• Lalu keluar sheila dari dalam tenda,
• Andin masih tertidur pulas didalam

Script
Sheila : aaahhh.. pagiiii
Shinta : pagi..
Sheila : pagi yon
Dion : pagi sheil..
Shinta : andin belum bangun sheil?
Sheila : belum tuh, masih pules dia di dalem
Shinta : tolong bangunin dong sheil
Sheila : ah, lu aja sono. Males gue
Shinta : `menghampiri andin didalam tenda` dinn.. bangun.. dinn
Andin : emm..
Shinta : ayo dinnn.. bangun dong ah. Kita kan mau observasi pagi ini
Andin : iya, lima menit
Shinta : sekarang ah.. ayo cepet
Andin : e’em


• Shinta keluar dari tenda
• Sheila menghampiri boy yang masih tidur

Sheila : ya ampuun, ini lagi! Bangun boy!! Woy..
Boy : iya iya! Arhgghh.. apaan sih
Shinta : bangun boy, kita kan mau ada penelitian
Boy : udah.. ntar ntar aja!
Sheila : yee, nagwur nih anak! Bangu gak lu, apa gue siram!!
Boy : eh iya iya iya.. bangun nih gue.


• Mereka pun sudah bangun dan bersiap-siap untuk observasi alam

Sheila : yap. Udah siap semua nih gue
Dion : gue juga udah nih
Shinta : yaudah, jalan yuk
Boy : kemana?
Sheila : ya observasi lah boy, cari-cari objek
Boy : ya kemana maksudnya.. eh eh, kerumah serem itu aja yuk? Siapa tau ada yang bisa diteliti. Ya gak?
Andin : mau neliti apa disana? Hantu??
Boy : yee, seriusan din
Sheila : yaudah ayo, boleh juga tuh
Boy : let’s goo...


Mereka pun berjalan menuju rumah misterius itu..
SESAMPAINYA DISANA

Scene 11 : Lokasi (Di hutan) | Time (pagi hari)
Action
• Mereka sampai didepan rumah kosong itu

Script
Boy : nah, ini dia rumahnya
andin : aneh..
Shinta : aneh kenapa?
Sheila : ah, ga seru disini.. coba masuk yuk?
Dion : eh, jangan! Udah ah, mending kita pergi aja dari sini yuk?
Boy : kenapa hah.. lu takut?
Dion : ya nggak, bukan gitu. Lagian juga ngapain kita disini? Mending kita cari objek ditempat lain aja..
Boy : ahh, basi lo! Bilang aja takut! Cupuu.
Sheila : yee, sok berani lo boy!
Boy : gue berani!
Andin : coba masuk!
Boy : lo nantangin gue?
Andin : iya!
Boy : oke!! Lo takut?
Andin : kok gue?
Boy : oke gini aja, biar adil.. gue nantangin lo buat masuk duluan kesana `menunjuk ke arah dion`
Dion : gu..guee?? kok gue??
Boy : iyalah, lo kan yang tau mitos tentang rumah ini, dan lo juga yang bawa kita sampe ada dihutan ini. Coba buktiin dong kalo nggak ada apa-apa didalem.
Dion : ja..jangan.. jangan gue dong. Udah ah, kita pergi aja yuk..
Boy : alaaah, bilang aja lo takut kan? Payah lo! Cowok apa cewek! Banci.
Dion : `mulai kesal` oke, iya gue berani.
Boy : berani apa?
Dion : masuk kesana..
Boy : yaudah sana.. masuk!
Andin : eh eh, ntar dulu deh.. itu darah?
Shinta : mana?
Sheila : oiya, kayak darah ya din.. coba gue,
Andin : jangan dipegang sheil. Udah biarin aja
Boy : udah sana cepet, masuk! Katanya berani!! Takut?!
Dion : berani.
Sheila : lu yakin yon..
Dion : iya, nggak akan ada apa-apa juga kok didalem sana..


• Dion perlahan masuk kedalam rumah tua itu
• Suara sunyi saat dia masuk semakin dalam, dan yang lainnya hanya menunggu dari depan rumah.
• Tiba-tiba saja ada suara jeritan kencang dion dari dalam rumah dan jendela-pintu rumah itu tertutup kencang terkunci
• Mereka semua terkejut dan mencoba membuka jendela-pintu itu
andin : kekunci...
boy : coba awas.. iya, kekunci
sheila : yooon.. dionn! Yoonn! Buka yon! Lu nggak kenapa kenapa kan? Yoon
andin : yooon!!
Shinta : aduhh..
Boy : shin.. lo kenapa?
Shinta : kepala gue pusing banget.. arhhgghh..
Andin : shin shin..
Sheila : yaudah ayo kita bawa shinta ke tenda dulu..


• Mereka memopong shinta kembali ke tenda karna hampir pingsan

SESAMPAINYA DITENDA

Scene 12 : Lokasi (Di hutan) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Shinta berbaring didalam tenda
• Karna khawatir maka sheila berniat kembali lagi kerumah kosong itu

Script
Shinta : makasih ya..
Andin : yaudah lo istirahat aja dulu disini
Boy : eh eh, sheil.. lo mau kemana?
Sheila : gue mau nolongin dion lah!
Boy : eh sheil! Jangan!! `mencegah sheila`
Sheila : apaan sih lo! Temen kita tuh lagi kejebak disana dan lo bilang jangan?! Gila lo
Boy : yee, bukan gitu maksudnya sheil.. tapi kan
Sheila : udah ah, gue mau kesana `pergi`
Boy : eh sheil.. ahrghh! Din, gue nyusul sheila dulu


Scene 13 : Lokasi (Di hutan) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Sesampainya didepan rumah itu
• Sheila berniat masuk kedalam, namun boy mencegahnya

Script
Boy : sheil.. sheil.. lo mau kemana
Sheila : mau masuk lah
Boy : jangan sheil, itu terlalu bahaya. Mending kita coba panggil dari sini aja
Sheila : dari tadi kan udah kita panggil boy! Tapi nggak ada jawaban. Udah ah!!
Boy : eh sheil!!
Sheila : udah lo tunggu situ aja! `berjalan masuk kedalam rumah`
Boy : sheil!! Arghh.. keras kepala banget sih!


Scene 14 : Lokasi (Di hutan | TENDA) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Ditenda, shinta masih berbaring lemah
• Andin sedang merapihkan barang-barangnya
• Tiba-tiba terdengar jeritan sheila kencang dari arah rumah itu.
• Mereka kaget dan andin berniat untuk mengmapiri kesana, sedangkan shinta tetap berada ditenda

Script
Andin : sheila..
Shinta : ada apa lagi itu.. coba lo liat dulu sana din..
Andin : terus lo?
Shinta : gue disini aja dulu, masih agak pusing
Andin : yaudah, gue nyusul mereka dulu ya. Lo hati-hati disini.
Shinta : iya..


• Andin pun berlari menyusul sheila dan boy

Scene 15 : Lokasi (Di hutan) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Sesampainya didepan rumah itu, boy panik dan mencoba membuka jendela-pintu rumah itu

Script
Andin : boy.. ada apa ? sheila mana??
Boy : sheila didalem..
Andin : didalem?
Boy : iya, pintunya kekunci lagi ini! Udah cepet bantuin!!


• Mereka mencoba terus membuka jendela-pintu yang terkunci, namun tidak bisa
• Tiba-tiba saja andin terdiam dan mengingat shinta yang sendirian ditenda

Boy : din, lu kenapa?
Andin : shinta boy
Boy : hah? Shinta kenapa?
Andin : perasaan gue nggak enak deh. Ayo cepet balik ke tenda, dia sendirian disana
Boy : sendirian?
Andin : iya udah cepet.. ayoo!!
Boy : terus ini?
Andin : udah ntar dulu, cpeet!
Boy : iya iya..


• Mereka berlari menuju tenda

Scene 16 : Lokasi (Di hutan) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Sesampainya ditenda, mereka terkejut melihat shinta yang sudah tidak ada disana
• Mereka mencari shinta, panik

Script
Andin : shin.. shinta
Boy : shinta... shinnn
Andin : lo dimana shin..
Boy : shintaa!! Ahrghh.. elu sih din!!
Andin : lah, kok gue?
Boy : iya elu! Kenapa lo ninggalin dia sendirian ditenda. Lo kan tau dia lagi sakit
Andin : kok lu malah nyalahin gue sih?! Gue kan panik waktu denger sheil jerit dari sana. Ya gue kesana lah mau nolongin..
Boy : tapi apa, shinta malah jadi ikutan ilang juga kan!
Andin : ah, terserah lo deh!! `berjalan pergi`
Boy : heh, heh.. mau kemana lo!
Andin : nyari shinta!!
Boy : eh... andinn!! Dinn! Arhgghh!!! Batu banget sih! Terserah dia deh, kalo sampe ada apa-apa gue gamau tau.


BEBERAPA LAMA KEMUDIAN


Boy : duhh, ini pada kemana sih.. kenapa gue malah jadi sendirian gini!! Andin kemana lagi, nggak balik balik! Lama banget sih ah!!! Eh,, tunggu tunggu.. apa jangan jangan dia juga... ahh, ada yang ngga beres nih! Haru gue cari!!!
Dinnn!!! Andinnn..! lu diaman diinn!! Diinnn.. ahh, ga lucu din, udah cepet keluar!
Andinnn!!! Diinn!


• Saat sedang mencari andin, tiba-tiba saja seorang wanita paruhbaya menepuk pundak boy dari belakang membuatnya terkejut

Boy : ahrghh.. bu..ibu siapa??
Bu miske : jangan main disini de.. nanti kamu celaka. Cepat sana pulang.. disini berbahaya.
Boy : lah, ibu kenapa bisa ada disini! Saya bukan main bu.. saya lagi cari temen- temen saya! Ibu liat??
Bu miske : `menggelengkan kepala`
Boy : ahh. Aneh banget sih! Yaudah bu. Saya mau cari temen-temen saya dulu.
Bu miske : hati-hati de....


• Boy pergi mencari teman-temannya lagi, menuju rumah tua ituu
• Saat boy berbalik tiba-tiba saja ibu-ibu itu menghilang entah kemana

Scene 17 : Lokasi (Di hutan | rumah kosong) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Sesampainya didepan rumah itu, boy teringat dengan ibu-ibu tadi an cerita dion malam itu

Script
Boy : wah.. jangan jangan ibu ibu tadi itu yang diceritain dion itu. Terus rumah ini beneran,,,,, aduhhh! Gimana dong nih! Jangan-jangan temen-temen gue ada didalem!
Gue harus masuk nih! Tapi kalo ada setannya... ahgrhhh!!

• Boy perlahan masuk kedalam rumah itu
• Dia sangat terkejut begitu melihat semua teman-temannya itu sudah terbaring berlumurah darah tak sadarkan diri terkapar dilantai ruangan rumah itu
• Boy panik tak tau apa yang harus dilakukan
• Tiba-tiba dari balik tembok muncul sesosok wanita cantik memegang pisau besar ditangannya yang berjalan perlahan menghampiri boy
• Boy ketakutan dan terjatuh kelantai.. ia histeris ketakutan saat wanita itu makin mendekat

Boy : aahhhrgghh! Jangan... jangannn!! Arghhhh!!! Ampun eline!! Jangan bunuh gue!! Tolong... gue anak baik.. gue anak baik!!!!!

• Tak disangka.. ternyata semua itu hanya lelucon yang sudah dirancang oleh teman-temannya
• Semua tertawa melihat boy yang ketakutan tak karuan itu
• Boy hanya bisa bengong, kaget dan tak tau harus merasa bagaimana lagi

`andin – shinta – sheila – dion dan eline tertawa`
Sheil : hahahaha, boyy boy!! Hahahaha
Boy : loh loh.. kok.. kalian?
Andin : haha, jagoan kok kencing dicelana
Shinta : lo jelek banget boy, hahaha
Boy : jadi kalian ngerjain gue?
Dion : hahaha, iya boy. sorryy
Boy : ah! Apa apaan nih! Ga terima gue! Ngga asik lo semua! Ah!!
Sheila : cailaahh. Gaya banget lo pake ngambek segala! Wuuhh
Boy : terus ini siapa??
Eline : oiya, gue eline..
Boy : eline? Ah beneran don!! Jangan..
Andin : yee, emang bener eline..
Boy : terus cerita yang..
Shinta : itu Cuma karangan kita-kita aja. Biar lo kapok sama sikap lo yang sok berani dan selalu ngeremehin orang itu.
Sheila : iya, kita juga kesel karna lo malah Cuma males-malesan doang disini. Huhh
Dion : jadi sekarang siapa yang banci ? hahahha
Boy : yee, rese lo semua.
Eline : oiya, sorry ya udah bikin lo ketakutan gitu haha
shinta : udah ah, keluar yuk..


• Mereka keluar dari dalam rumah itu
• Saat mereka berjalan keluar rumah, tiba-tiba saja dari balik jendela muncul bu miske, ibu-ibu yang menemui boy tadi

Scene 18 : Lokasi (Diluar rumah) | Time (pagi/siang hari)
Action
• Sesampainya didepan rumah itu, mereka menceritakan semua rencakna mereka dan ternyata ada sesuatu yang ganjal benar-benar terjadi

Script
Sheila : hahaha, jadi lo bener-bener percaya sama cerita kita itu boy?
Boy : iya lah, lo semua tuh bikin gue panik tau ga! Ya gimana gue ga percaya.
Shinta : yaudah, maafin kita ya boy, kta tuh Cuma mau lo sadar aja!
Dion : iya boy, sorry,..
Andin : jadi eline yang dalam cerita itu nggak ada! Kita bayar dia buat nakut-nakutin lo! Dia ini mahasiswa seni, junior dikampus kita.
Boy : junior dikampus kita? Tapi kok gue ga pernah liat ya?
Eline : ya bagus dong.. jadi lo nggak ngenalin gue tapi pas acting
Boy : hah, jantungan gue! Emang ya! Terus lo dapet model ibu-ibu itu dari mana? Mau aja ya mereka lu bayar. Heran deh gue!
Andin : ibu ibu???
Boy : iya, ibu ibu..
Sheila : ibu ibu mana??
Dion : kita nggak nyewa orang lain lagi kok, Cuma eline!
Boy : ahh! Udah deh.. gausah pura-pura lagi ah! Males gue
Shinta : bener boy.. kita nggak bayar orang lain lagi kok..
Boy : lah, teruss.. ibu ibu yang tadi gue temuin itu....


• Tiba-tiba jendela-pintu rumah itu tertutup kencang lagi..
• Mereka terkejut dan......
• THE END.....!

Sutradara : INDIGO NUGRA P
Co sutradara : VENI SYLVIANI
Script writter : VENI SYLVIANI | INDIGO NUGRA P | YULI WIDIASTUTI
Ide cerita : INDIGO NUGRA P | VENI SYLVIANI | FEBBY VERONICA W
Artistik : LISTIA | ELLA YANCE T B | FEBBY VERONICA W
Camera : INDIGO NUGRA P | YULI WIDIASTUTI
Konsumsi : ELLA YANCE T B
Lighting, dan lain lain : ALBERT YUNARDI | GINTI SUYANA S | SITI AZURI A
CREATED BY VENI SYLVIANI

Jumat, 14 Desember 2012

“Am I Die?” Script

Scene 1 : Lokasi [Taman] | Properti [Ayunan kayu / tambang – 2 Motor + 1 figuran]
Action (siang / sore hari)

• “ayunan bergerak mengayun dari balik pohon”
• “Eline duduk terdiam di ayunan kayu itu, membayangkan kejadian ‘itu’ lagi (kecelakaan maut yang dialami  

   kakaknya)
• Adegan tabrakan motor “Rio dengan 1 orang pria” | Eline menjerit...”

Scene 2 : Lokasi [Kampus] | Properti [Satu ruang kelas

lengkap + figuran (mahasiswa)]
Action (pagi / siang hari)
(Satu hari sebelum hari libur tiba)
• “Para mahasiswa sudah ramai berada didalam kelas nya, lalu pak Joni datang memasuki kelas”

DIALOGUE :
Pak Joni : Selamat Pagi!
Mahasiswa/i : Pagi pak...
Pak Joni : Baik, kita mulai pembahasan hari ini

• Pak Joni pun langsung memulai pembahsan mengenai observasi hutan.
• Beberapa menit kemudian ada salah satu mahasiswa ingin memberi tanggapan...

Lisna : Pak, saya kurang ngerti nih tentang observasi nya, bisa diulang lagi pak?
Pak Joni : yang bagian mana lis?
Lisna : yah, yang bapak baru jelaskan tadi lah pak..
Pak Joni : Oke, Perhatikan! Saya akan jelaskan lebih detail. Jadi..... (bla bla bla)...

• Pak Joni pun menjelaskan kembali secara lebih jelas.
• Pak Joni menugaskan para mahasiswanya untuk melakukan penelitian kesuatu tempat untuk mengisi
   kegiatan liburan ditahun ajaran baru.
• Ia kemudian membagi kelompok pada masing-masing mahasiswa. (Sialnya, Sheila, Tere, Boy dan Dani dipilih untuk menjadi satu kelompok dengan Shinta dan Dinda, mereka memang tidak saling menyukai)

Pak Joni : Jelas semua?
Mahasiswa/i : jelas pak..
Pak imam : Oke, Sehubungan dengan datangnnya hari libur, saya akan memberikan tugas observasi kepada kalian semua, Berkelompok.
Mahasiswa/i : Ok pak....

Pak Joni : Baik, kelompok pertama.. Andre, Dina, Martin, Viola, riki, Marsya.
Selanjutnya, Rivo, Andhika, Sherli, Lisna, Yola dan vivi.
Yang terakhir, Sheila, Tere, Dani, Boy, Shinta dan Dinda.
Tere : What? Kita satu kelompok sama mereka?
Sheila : Males banget sih.. Pak?
Pak Joni : Pembagian kelompok sudah fix menurut data yang saya pilih, jadi tidak
ada lagi yang protes atau bertukar kelompok! Paham?
Mahasiswa/i : iyaa pak..
Tere : ewh...
Yola : waah, ngga adil banget nih pembagian kelompoknya!
Shinta : iya..
Yola : kita ngga jadi satu kelompok deh shin
Shinta : iya yol, yaudah lah.. hemm

KEESOKAN HARINYA (pagi / siang hari)

Scene 3 : Lokasi [Depan rumah] | Properti [Mobil jeep/mini bus – tas ransel]
Action
• Sheila, Tere, Boy, Dani, Shinta dan Dinda bersiap-siap untuk observasi
• Memasukan tas ransel ke dalam mobil
• Masuk kedalam mobil
• Shoot suasana dalam mobil
• Shoot mobil berjalan

DIALOGUE | Bebas

SESAMPAINYA DI TEMPAT TUJUAN (sore hari)
Scene 4 : Lokasi [luar Hutan] | Properti [Mobil jeep/mini bus – tas ransel]
Action
• Dani, Boy, Sheila, Tere, Shinta dan Dinda turun dari mobil
• Dan melanjutkan berjalan kaki memasuki dalam hutan

DIALOGUE :
Tere : Waah udah sampe nih beb
Boy : Iya yank..
Shinta : Tapi kayaknya ini baru setengah perjalanan deh..
Dinda : Hemm, ayo jalan!
Tere : Jalan?? Jalan kaki maksudnya? Ke dalem sana?
Dinda : Iyalah, lo mau disini sendirian? Yaudah
Sheila : Kita ngga bisa observasi disini aja apa? Kenapa harus didalem hutan?
Shinta : Kita ngga bisa meneliti apa-apa kalau disini sheil.. lebih banyak objek-objek bagus yang bisa kita ambil didalem sana.
Sheila : Ya ya.. whatever
Tere : Terus kenapa harus jalan kaki?
Dani : Mobilnya kan ngga bisa masuk kesana ree! Manja banget sih!
Shinta : Udah-udah.. kenapa jadi pada ribut sih..
Dani : Udah ayo jalan!
Tere : ewh..

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN (sore hari)
Scene 5 : Lokasi [dalam Hutan] | Properti [tas ransel]
Action
• Dani, Boy, Sheila, Tere, Shinta dan Dinda berjalan kaki menyusuri dalam hutan
(mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena harus melewati hutan untuk sampai ketempat tujuan penelitian mereka)
• Setelah cukup lama berjalan, mereka menemukan sebuah rumah tepat diujung hutan itu

DIALOGUE :
Boy : Udah dong jangan bete terus gitu mukanya yank..
Tere : Iya iya beb, lagian kenapa sih kita harus observasi ditempat kayak gini!
Sheila : Eh, stop stop stop... liat deh (menunjuk kearah rumah besar yang ada diujung hutan)
Shinta : wow
Dani : ayo coba liat kesana (sambil berjalan)
Shinta : ayo din..
Dinda : em, iya iya

Karena hari sudah hampir gelap, sekitar pukul 05.20 sore akhirnya mereka memutuskan untuk menginap dan kemudian menghampiri rumah itu.

Scene 6 | DIDEPAN RUMAH (Rumah yang ‘terlihat’ indah dan sangat terawat)
Action (sore hari)
• Boy membuka pintu pagar depan rumah misterius itu
• dan mengatuk beberapa kali
• karna tidak ada jawaban maka mereka langsung saja masuk kedalam

DIALOGUE :
Boy : Permisi.. Selamat sore.. heloow.. (sambil mengetuk pagar rumah) ada orang?
Sheila : Sepi banget
Shinta : kayaknya ngga ada orangnya deh
Tere : Ah, mana mungkin rumah sebagus ini ngga ada orangnya.
Dinda : Aneh banget ngga sih di dalem hutan ada rumah sebagus ini?
Dani : Iya juga sih, coba ayo liat kedalem
Albert : Gua aja yang buka, gua duluan.. (sambil membuka pagar depan rumah)

karena tidak ada jawaban setelah mereka beberapa kali mengetuk dan memanggil-manggil dari luar rumah, Jelas saja mereka mengira kalau rumah itu adalah rumah kosong yang tidak berpenghuni.

• MEMASUKI TERAS RUMAH

Boy : Permisi.. heloow.. (mengetuk kaca jendela)
Tere : kayaknya kosong deh beb, coba buka aja pintunya
Shinta : ehh jangan, ngga sopan.. nanti kalo ada orangnya gimana?
Boy : udah shin.. santai aja lagi

• Perlahan albert membuka pintu depan rumah itu
• Mereka dikejutkan dengan munculnya sesosok wanita cantik berambut panjang yang ada didalam rumah
   itu

All : (menjerit) Aaaarggghhhhh...??
Shinta : Maaf, kami pikir ngga ada orangnya.

(Eline, dia lah yang merawat rumah itu. Dia masih tetap ada disana, dirumahnya)
Eline hanya mengangguk *
Boy : emm, boy (mengulurkan tangan)
Tere : apaan sih beb, jangan genit deh!
Ginti : kita butuh tempat menginap untuk malam ini, ngga mungkin mau bermalam ditengah hutan kan? Hari udah mau gelap guys..
Eline hanya terdiam
Boy : ohh, oke.. emm jadi kita boleh menginap disini untuk sementara ngga?
Ella : iya, kita rencananya mau observasi tentang alam disekitar hutan sini
Eline : *menganggukan kepala lalu masuk kedalam rumah
Dani : soo, ayo masuk.. tunggu apa lagi! (memasuki rumah)
Dinda : aneh banget...

Scene 7 | Lokasi [DALAM RUMAH] | Properti [meja – kursi – dll]
Action (petang)
• Dani langsung saja melemparkan tasnya dan berbaring dikursi
• Boy, Tere dan Sheila berkeliling memperhatikan barang-barang yang ada disana
• Shinta duduk merapihkan barang bawaannya
• Dinda berdiri didekat pintu merasa aneh dengan rumah itu

DIALOGUE :
Boy : (melihaat foto Eline) *dalam hati “oohh.. nama nya eline! Hehe”
Tere : kenapa sih beb, ngeliatin foto dia gitu?!
Boy : gapapa yank, iseng aja kok.. mau liat kamu cemburu
Tere : ah, gombal deh kamu
Sheila : kita tidur disini nih?
Shanti : dia kan tadi ngga bilang apa-apa lagi. Yaudah disini aja ngga apa-apa kan?
Yang penting kita dapet tempat menginap untuk sementara ini.
Sheila : arghh.. yaudah lah!

• Dinda berjalan kekamar mandi untuk cuci muka, Eline tiba-tiba lewat dibelakangnya
• Dinda menoleh kebelakang, tapi tidak ad siapa-siapa

Scene 8 | Lokasi [Dapur] | Properti [meja – kursi – Cermin - dll]
Action (malam hari)
• Sheila dan Shinta duduk di kursi meja makan
• Boy mencari-cari makanan
• Tere bercermin
• Dinda datang keruang makan itu setelah dari kamar mandi

DIALOGUE :
Sheila : eh iya, dani mana?
Tere : eciee, sheila.. udah bisa membuka hati buat dani nih? Haha
Sheila : apaan sih, siapa juga yang mau sama dia!
Boy : disni ngga ada makanan sama sekali apa? Bisa mati kelaperan gue
Tere : sabar dong bebeb.. aku bawa makanan kok
Shinta : iya, aku juga bawa persediaan makanan kok untuk kita beberapa hari disini
Boy : baguss.. mana? Gue laper nih

• Dinda melihat dikaca, ada eline yang sedang memperhatikan mereka diruang makan itu
• Dinda terkejut saat melihat eline tidak ada, dan hanya ada pantulan bayangannya dicermin

Scene 8 | Lokasi [Ruang tamu] | Properti [meja – kursi – kertas – buku – pulpen – dll]
Action (malam hari)
• Mereka berkumpul untuk membahas tugas observasi
• Boy membangunkan Dani yang masih tertidur dikursi

DIALOGUE :
Boy : bangun daan! Woy! Daaan..
Dani : aarghh! Apaan sih
Shinta : kita mau membahas tugas observasi nih..
Sheila : kebo banget sih lu dan!
Dani : eh iya iya, gue bangun nih.. huaaa
Shinta : oke, sekarang gini.. kita mau meneliti tumbuhan-tumbuhan yang ada disini
Tere : eemm..
Shinta : sekarang aku bagi tugas-tugas untuk kalian masing-masing ya.. jadi ini yang ini, lo yang ini.. ini (bla bla bla)

• Eline tiba-tiba saja muncul berdiri disudut rumah memperhatikan kearah mereka
• Boy melirik lirik ke arah eline

Boy : ehh, eline.. eline kan? Aku liat nama kamu disitu tadi (menunjuk foto eline)
Eline : *tersenyum
Tere : AKU? Gausah genit deh kamu.. huhh (menjewer boy)
Boy : e.. eh..ehh.. iya iya. Salah ngomong yank.. lagian kan biar sopan aja
Tere : bodo!
Sheila : udah perhatiin lagi tuh. Berisik banget sih lo berdua
Boy : iya iya
Shinta : jadi besok lo bagian ini ya dan..
Dani : ahh, males gue shin! Yang lain aja deh...
Shinta : kita besok perlu ini.. ini.. (mencatat)

• Dinda mulai risih dengan tatapan eline yang terus mengarah kepadanya

Shinta : ini gini ya din.. gimana ? diinn..
Dinda : hah? Ohh.. iya iya
Shinta : iya, oke.. jadi besok fix rencana kita begini.. jangan sampe salah ya..
Ada yang mau ditanyain? Atau masih belum jelas??

• Dinda terkejut melihat eline yang sudah tidak ada disana, tiba-tiba saja menghilang

Sheila : temen lo kenapa sih? Aneh banget..
Shinta : diinn, dindaa.. diinn
Dinda : hah?
Shinta : lo ngga apa-apa?
Dani : lo kenapa din?
Dinda : ng.. ngga.. gapapa

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

• Boy, Sheila dan Tere asik mengobrol
• Dani berbaring dikursi memainkan hp
• Shinta asik mambaca buku
• Dinda makin curiga dengan eline dan rumahnya itu
• Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh dari belakang rumah
• Semua terkejut

Sheila : suara apa tuh?
Dani : lo takut sheil? Udah ngga usah taku.. ada gua kok
Sheila : apaan sih dan!
Tere : aku takut nih beb..
Boy : ah, paling tikus yank.. udah sini sini..
Shinta : kenapa din?
Dinda : emh.. lo ngerasa ada yang aneh ngga sih disini?
Shinta : aneh?
Sheila : aneh gimana maksud lo?
Tere : udah deh, ngga usah nakut-nakutin
Dani : jangan parno gitu din..
Boy : haha
Dinda : ya mustahil aja ada satu rumah dihutan kayak gini. Aneh banget lagi pemiliknya..
Shinta : eline maksudnya?
Dinda : iya lah, siapa lagi? Emang Cuma dia kan yang ada disini? Dia ngga pernah makan, ngga pernah minum. Ngurung diri terus dikamar. Kadang muncul, kadang hilang.
Boy : iya sih, tinggalnya aja sebatang kara.. ditempat kayak gini lagi
Tere : udah lah.. apaan sih. Ngga usah ngurusi orang. Yang penting kita dapet tempat untuk nginep kan disini
Dani : Nah! Bener tuh..
Dinda : ya tapi..
Sheila : yaudah lah din.. apaan sih

Karna kesal tidak ada yang menanggapi nya, lalu dinda pergi untuk mencari tau sendiri

Shinta : mau kemana din?
Dinda : ambil minum

Scene 9 | Lokasi [Dalam rumah] | Properti [meja – kursi – kertas – Buku – lilin - dll]
Action (malam hari)
• Dinda menyelundup ingin masuk kedalam ruangan gelap yang ia curigai menjadi kamar Eline.
• Saat ingin masuk kedalam ruangan itu, eline datang mengejutkan dinda.

Dinda : arghh! Hhh.. lo.. a..umm.. (lalu pergi menjauh menuju teman2nya lagi)
Eline hanya diam memandanginya..

Scene 10 | Lokasi [Dalam rumah] | Properti [meja – kursi – kertas – Buku – pulpen - dll]
Action (pagi hari)
• Mereka bersiap-siap untuk penelitian

DIALOGUE :
Shinta : okee, semuanya udah siap kan?
Tere : Ntar ntar.. gue belum siap nih (sambil berdandan)
Sheila : duuh, genit banget sih lo ree.. kita tuh dihutan lagi, Bukan mau ke mall.
Tere : terus salah? Gue kan mau terus keliatan oke didepan bebeb
Boy : kamu udah cantik kok yank..
Sheila : eh iya, dani kemana?
Tere : tuh kan, nanyain dani lagi..
Sheila : apaan sih ree, nyebelin banget!
Shinta : oiya ya. Dani kok ngga keliatan.. lu liat ngga din?
Dinda : *menggeleng kepala
Boy : yaudah ayo, keburu siang nih
Tere : iya, ayo beb..
Shinta : terus dani?
Boy : udah biarin aja, nanti juga balik dia.. lagi nyari cewe kali dihutan
Sheila : mana ada cewe dihutan, aneh aneh aja lo boy!
Boy : yee, ya jangan cemburu gitu dong sheil..
Tere : hahaah..
Shinta : yaudah ayo..

• Mereka pun pergi untuk melakukan penelitian

Scene 11 | Lokasi [Hutan] | Properti [kertas – Buku – pulpen - dll]
Action (pagi hari)
• Mereka melakukan penelitian disekitar hutan

DIALOGUE :
Shinta : Nah, disini aja nih.. banyak objek yang bisa diteliti disini
Sheila : yaudah ayo mulai, gue bagian apa nih? (menghampiri shinta)
Tere : eh, kita neliti dibagian sana ya! Ayo beb..

• Mereka memulai penelitian
• Setelah berjam-jam mereka berhenti untuk makan siang

Boy : yank.. laper nih..
Tere : yaudah, istirahat dulu deh beb
Sheila : iya capek nih, lanjut ntar lagi aja deh.. masih banyak waktu kan
Shinta : yaudah iya, ayo ambil makanan kerumah dulu deh

• Mereka kembali kerumah untuk makan siang

Scene 11 | Lokasi [Rumah] | Properti [kursi – meja - dll]
Action (siang hari)
• Mereka memasuki rumah dan hanya ada eline yang berdiri sana

DIALOGUE :
Dinda : dani belum pulang juga?
Boy : eh, itu ada eline.. coba tanya dia aja.. linn
Eline menoleh kearah boy dari samping lemari
Boy : liat dani ngga?
Eline : *menggelengkan kepala lalu langsung pergi kebelakang rumah
Tere : kenapa sih dia, aneh banget! Ditanya baik baik malah kayak gitu!
Shinta : udah dong ree, jangan marah-marah.. kan ngga enak kalo dia denger. Kita kan masih numpang disini
Boy : udah ah yank.. jangan ngomel-ngomel gitu ah..
Sheila : kita cari dani aja yuk? Perasaan gue mulai ngga enak nih..
Boy : aku gak ikut ya yank.. Capek banget nih badan.
Tere : yahh, beb.. masa’
Boy : udah sana.. temenin sheila. Aku mau tidur aja dulu yank
Tere : yaudah deh..
Boy : yaudah, hati-hati ya yank..
Tere : iya, jangan macem-macem ya kamu beb
Boy : iya sayang.. love you, udah sana

• Mereka pun pergi mencari dani kehutan tanpa boy

Scene 12 | Lokasi [Hutan] | Properti [senjata / panah - dll]
Action (siang hari)
• Mereka mencari dani disekitar hutan

DIALOGUE :
Shinta : daniii...
Dinda : daaann..
Sheila : daniiii... daann..
Tere : aduuhh! Kita mau cari dani sampe kemana sih? Capek nih
Dinda : bawel banget sih
Tere : eh, kok lo jadi ngatain gue!
Shinta : udah udah.. kok malah jadi berantem sih
Sheila : pokoknya kalo sampe ada apa-apa, lo yang harus kita salahin shin!
Shinta : gue? Kok..?
Sheila : iyalah, lo kan yang udah bawa kita ketempat aneh kayak gini.
Tere : setuju!! Gara-gara lo punya usul untuk observasi disini, kita jadi ada ditempat kayak gini kan! Mana dani pake ilang segala lagi.

• Tiba-tiba asep datang menghampiri mereka

Asep : *dengan tergesah-gesah “kalian kenapa bisa ada disini?”
Dinda : loh, memang nya kenapa ?
Shinta : maaf, mas ini siapa ya?
Asep : saya asep, warga yang tinggal didesa sekitar hutan ini.. saya kesini karna melihat ada mobil yang terparkir siluar hutan
Tere : oh, iya itu mobil kita pak. Ada apa ?
Sheila : kok bapak keliatannya panik gitu sih??
Asep : kalian tinggal disana? (menunjuk rumah eline)
Dinda : umm, iya mas. Ada apa ya? Kok keliatannya aneh gitu kita menginap disana?
Asep : Sudah bertahun-tahun rumah tua itu tidak berpenghuni. Selalu banyak
hal-hal buruk yang akan menimpa setiap orang yang mencoba untuk
menempati atau membersihkannya. Bahkan sekarang hutan ini
diasingkan.
Shinta : hah? Diasingkan?
Tere : rumah tua?
Sheila : tapi rumah itu ‘terlihat sangat bersih terawat kok, bahkan ada yang menempatinya juga.
Dinda : iya mas
Asep : ada yang menempati? Siapa?
Shinta : eline..
Asep : *terkejut dan heran mendengarnya

• Tiba-tiba, terdengar kencang jeritan boy dari dalam rumah.
• Semua menoleh kearah rumah itu
• lalu asep dengan cepat berlari pergi dari hutan itu meninggalkan mereka
• Sheila, Tere dan Shinta bergegas berlari menuju rumah itu untuk melihat apa yang terjadi
• Namun dinda berusaha untuk mengejar asep karena masih merasa penasaran dengan cerita rumah itu.

Scene 13 | Lokasi [Rumah Eline] | Properti [meja - kursi - dll]
Action (siang hari)
• Mereka masuk kedalam rumah dengan panik mencari boy

DIALOGUE :
Tere : beeb..
Sheila : boy...
Tere : beeb, kamu dimana sih? Beeb..
Sheila : boyy... jangan bercanda deh..
Shinta : kayaknya terjadi apa-apa deh sama boy
Tere : terjadi apa?
Sheila : yaudah ayo kita cari aja deh kedalem..

• Mereka terus mencari boy kesetiap ruangan

Scene 14 | Lokasi [Hutan] | Properti [senjata / panah - dll]
Action (siang hari)
• Dinda mengejar asep dan menanyakan ada apa sebenarnya dihutan dan rumah itu

DIALOGUE :
Dinda : mas.. mas asep.. tunggu mas..
Asep : ada apa lagi? Lebih baik kalian segera pergi dari tempat itu sebelum lebih banyak korban lagi yang.. .
Dinda : korba? Maksudnya?
Asep : saya tidak bisa banyak cerita, lebih baik kalian segera tinggal kan tempat itu!
Dinda : Saya butuh penjelasan mengenai rumah itu, Karena saya juga merasakan ada hal yang janggal disana. Tapi saya tidak tau apa..
Asep : Setelah kematian kedua orang tua nya ‘Eline dan Rio hanya tinggal
berdua disana’ Namun Elina selalu merasa kesepian. Semenjak kematian
orang tuanya, Rio menjadi keras dan menjadi pemabuk. Hingga akhirnya
kejadian malam itu yang merubah semuanya.

Flashback
Scene 14 | Lokasi [dalam rumah] | Properti [botol minuman beling – obat merah - dll]
Action (malam hari)
• Rio pulang dalam keadaan mabuk
• eline mulai geram dengan kelakuan kakanya itu.
• Dia menghampiri rio dan memarahinya.
• Namun Digo tidak menghiraukan adiknya

DILOGUE :
Eline : kaa, kakaa..
Rio : apaansih!
Eline : kaa, mau sampai kapan kaka seperti ini terus?
Ada aku disini kaa.. ada aku.. adik kaka. Aku capek melihat kaka seperti ini terus. Kaka berubah semenjak kematian mama dan papa. Kaka menjadi kasar, keras. Kenapa kaa?
Rio : aarghh.. bawel banget sih! DIEM!

• ia marah dan langsung saja memukul eline dengan botol minuman yang ada ditangannya
• Eline terkapar berlumuran darah dilantai rumahnya

Rio : e..eline.. ngga... arghh!!

Scene 15 | Lokasi [luar rumah – jalan raya] | Properti [2 motor besar + 1 figuran]
Action (malam hari)
• Rio kalut, ia berlari keluar rumah dengan motor besarnya.
• Febby mencoba untuk mencegah namun sudah tidak bisa.
• Kecelakaan maut itu akhirnya terjadi. Rio seketika meninggal dan Eline hanya bisa terdiam melihat semua kejadian itu.

Scene 16
| Lokasi [HUTAN]
Action (siang hari)
• Dinda sangat terkejut mendengar cerita itu, dan asep menyarankannya untuk secepatnya keluar dari sana agar rumah itu tidak lagi memakan korban lebih banyak. Dinda berlari kembali kerumah tua itu untuk memberitahu teman-temannya.
DIALOGUE :
Asep : Sekarang kamu sudah tahu kan apa yang sebenarnya ada didalam rumah itu.
           Cepat kamu susul teman-teman kamu sebelum semuanya terlambat.
Dinda : hhh.. *menganggukan kepala dan langsung berlari kerumah itu

• Tiba-tiba asep menghilang

Scene 17 | Lokasi [Dalam Rumah] | Properti [Kasur – dll]
Action (siang hari)
• Tere, Sheila dan Shinta masih terus mencari Boy disetiap ruangan dirumah itu
• Tere membuka pintu kamar eline
• Ia sangat amat terkejut melihat boy dan dani yang sudah terkapar dibawah lantai kamar itu
• Sheila dan shinta menghampiri tere, dan juga sangat terkejut melihatnya
• Mereka mulai ketakutan dan berbalik lari keluar dari rumah yang menyeramkan itu.
• Eline tiba-tiba muncul dan hanya memperhatikan mereka dari dalam ruangan gelap itu.

Dari luar rumah |
• Dinda berlari dari tengah hutan dan sampai didepan rumah yang mereka tempati itu.
• Dinda sangat terkejut melihat keadaan rumah itu yang seketika berubah menjadi sebuah rumah tua yang 
   sangat amat berantakan dan usang.
• Sheila, Tere dan Shinta berlari keluar rumah menghampiri Dinda dan juga sangat terkejut melihat keadaan 
   rumah itu yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat misterius.

Didalam rumah |
• Eline memperhatikan jasad Boy dan Dani yang terbaring didekatnya.
• ia teringat apa yang telah ia lakukan kepada kedua pria itu. Eline telah membunuhnya, keduanya..
Flashback |
• tepat pukul 09.00 pagi saat yang lain sedang kehutan melakukan penelitian. Dani datang kerumah itu 
   dalam keadaan mabuk, membawa sebotol minuman ditangannya.
• Eline melihatnya dari sudut rumah, “kakak ku pulang” itu yang ia lihat. Sesosok kakak yang ada didalam 
   diri ryan yang sangat ia benci.
• Lalu Eline menghampiri Dani dengan gunting besar ditangannya.. tanpa pikir panjang, Eline 
   menancapkannya keleher Dani.

Dihari yang sama setelah kejadian itu |
• saat teman-temannya sibuk mencari Dani yang tiba-tiba menghilang, Boy malah berusaha untuk menggoda 
   dan menyentuh Eline disana.
• Eline mengingat kakaknya lagi. Dia tidak suka pria yang kasar seperti itu.
• Boy terus memaksanya untuk melakukan hal yang tidak ia inginkan,
• langsung saja Eline mencekik Boy yang berada tepat di depannya.
Disitu lah ia mengingat kejadian dulu lagi.. .

6 mei 2000 | Sejak itu aku sendirian, dia tidak pernah kembali kerumah ini.. aku terus menunggunya. Bertahun-tahun berlalu, aku tidak pernah merasa semakin menua. Aku tetap merasa hidup. Hidup dalam bayangan ku sendiri, hidup tanpa tau bagaimana rasanya bahagia, hidup tanpa pernah merasa mati. aku telah terbunuh karena kejadian hari itu. Kakak ku yang melakukannya sendiri. Kami memang tidak pernah ada.. .

Created by -Veni Sylviani
Student's-Out production | Documenter team 

“Am I Die?” Photo section 2

SUTRADARA
Indigo Nugra P

CO SUTRADARA
Veni Sylviani

Script writter
Yuli Widiastuti
Veni Sylviani
Camera
Indigo Nugra P
Yuli Widiastuti

Lighting
Albert Yunardi

Artistik
Listia
Ella Yance TB
Febby Veronica W

Konsumsi
Ella Yance TB

Behind The Scene Take part two

Student's-Out Production
Documenter Team by - Veni Sylviani

Minggu, 09 Desember 2012

Over again by One direction


Said i’d never leave her cause her hands fit like my tshirt,
Tongue tied over three words, cursed.
Running over thoughts that make my feet hurt,
Bodies intertwined with her lips
Now she’s feeling so low since she went solo
Hole in the middle of my heart like a polo
And it’s no joke to me
So we can we do it all over again
If you’re pretending from the start like this,
With a tight grip, then my kiss
Can mend your broken heart
I might miss everything you said to me
And I can lend you broken parts
That might fit like this
And I will give you all my heart
So we can start it all over again
Can we take the same road two days in the same clothes
And I know just what she’ll say if I make all this pain go
Can we stop this for a minute
You know, I can tell that your heart isn’t in it or with it
Tell me with your mind, body and spirit
I can make your tears fall down like the showers that are British
Whether we’re together or apart
We can both remove the masks and admit we regret it from the start
If you’re pretending from the start like this,
With a tight grip, then my kiss
Can mend your broken heart
I might miss everything you said to me
And I can lend you broken parts
That might fit like this
And I will give you all my heart
So we can start it all over again
You’ll never know how to make it on your own
And you’ll never show weakness for letting go
I guess you’re still hurt if this is over
But do you really want to be alone?
If you’re pretending from the start like this,
With a tight grip, then my kiss
Can mend your broken heart
I might miss everything you said to me
And I can lend you broken parts
That might fit like this
And I will give you all my heart
So we can start it all over again
If you’re pretending from the start like this,
With a tight grip, then my kiss
Can mend your broken heart
I might miss everything you said to me
And I can lend you broken parts
That might fit like this
And I will give you all my heart
So we can start it all over again