Ada dua macam psikologi sosial.
1.Psikologi sosial dengan huruf P besar
2.psikologi sosial dengan huruf S besar
Kedua pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan
faktor-faktor sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul
dari dalam individu (faktor personal),dan faktor-faktor berpengaruh
yang datang dari luar individu (faktor environmental).
McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan
interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya,
faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia.
Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona
dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat
pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa
instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku
manusia. Secara garis besar terdapat dua faktor.
Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu
dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial
dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam
jiwa manusia. Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap
perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.
1. Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan
bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.
2. diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku
manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting
dari motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat,
kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.
Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
PERTANYAAN!!
Jelaskan tentang Perspektif yang berpusat pada situasi!
support by : kuliahkomunikasi.com | jurusankomunikasi.blogspot.com
Senin, 03 Desember 2012
Prospek Kerja Lulusan Komunikasi
Konon
kabarnya bidang komunikasi merupakan bidang yang semakin menjanjikan
dimasa mendatang. Karena memiliki prospek kerja yang jelas, luas dan
terarah. Tidak heran kalau saat ini bidang komunikasi banyak diminati
oleh masyarakat khususnya kaula muda. Lantas timbul pertanyaan, mengapa
bidang komunikasi banyak diminati? Alasan dari banyak orang untuk
memilih ilmu komunikasi sebagai latar pendidikannya adalah ilmu
komunikasi bisa diaplikasikan dalam bentuk apapun dan tentunya tuntutan
kebebasan berbicara dalam era globalisasi ini membuka hati setiap orang
untuk lantang menyuarakan aspirasinya. Meskipun peluang kerja dibidang
komunikasi cukup luas, tetapi untuk mencapainya diperlukan sebuah
kemampuan yang mumpuni. Walaupun pada kenyataannya tidak menutup
kemungkinan para lulusan bisa berada di profesi manapun.
Nah, untuk
lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa prospek pekerjaan untuk para
lulusan komunikasi.
1. Konsentrasi Manajemen Media/Manajemen Komunikasi
a. Manajer/ Pengelola media komersial dan komunitas
b. Manajer Produksi dan Komunikasi Pemasaran Media
c. Konsultan Manajemen Media Komersial dan Media Komunitas.
d. Komunikasi Negosiasi
e. Komunikasi Pemasaran
f. Retorika dan Presentasi
a. Manajer/ Pengelola media komersial dan komunitas
b. Manajer Produksi dan Komunikasi Pemasaran Media
c. Konsultan Manajemen Media Komersial dan Media Komunitas.
d. Komunikasi Negosiasi
e. Komunikasi Pemasaran
f. Retorika dan Presentasi
2. Konsentrasi Public Relations
a. Public Relation Officer di instansi pemerintah, perusahaan swasta, media massa dan institusi/organisasi profesional
b. Media Relation Officer atau juru bicara instansi pemerintah,perusahaan swasta, media massa dan institusi/organisasi profesional
c. Analisis media/perencana media (Media Planner)
a. Public Relation Officer di instansi pemerintah, perusahaan swasta, media massa dan institusi/organisasi profesional
b. Media Relation Officer atau juru bicara instansi pemerintah,perusahaan swasta, media massa dan institusi/organisasi profesional
c. Analisis media/perencana media (Media Planner)
3. Konsentrasi Jurnalistik
a. Wartawan surat kabar, majalah, tabloid, radio, televisi dan media online
b. Editor berita surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio dan media online
c. Presenter, Kameramen, Script Writer program di televisi, radio dan agen promosi kehumasan.
a. Wartawan surat kabar, majalah, tabloid, radio, televisi dan media online
b. Editor berita surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio dan media online
c. Presenter, Kameramen, Script Writer program di televisi, radio dan agen promosi kehumasan.
4. Konsentrasi Broadcasting
a. Dai
b. Penyiar radio/televisi
c. Konsultan multimedia
d. Selebritis: Sutradara, pembuat film, artis
a. Dai
b. Penyiar radio/televisi
c. Konsultan multimedia
d. Selebritis: Sutradara, pembuat film, artis
Selain
beberapa prospek diatas, propspek lain dari ilmu komunikasi sebenarnya
sangat tidak terbatas. Ilmu komunikasi sangat dibutuhkan dalam hal
apapun, hal ini bisa kita lihat dari banyaknya instansi yang memaknai
komunikasi adalah unsur penting dari kemajuan instansinya. Sehingga
banyak instansi yang membuat sebuah media komunikasi yang bertujuan
mempropagandakan dan menjadikan media itu sebagai alat persuasif kepada
khalayak luas untuk memahami gagasan dari instansi itu.
Prospek kerja lulusan komunikasi tidak hanya berhenti dari sebuah perusahaan media yang besar atau pekerjaan yang sudah umum berhubungan dengan ilmu komunikasi, tapi kita bisa mengembangkan kreativitas kita dalam sebuah usaha baru yang tentunya sesuai dengan apa yang kita harapkan dan sesuai dengan gagasan kita.
Prospek kerja lulusan komunikasi tidak hanya berhenti dari sebuah perusahaan media yang besar atau pekerjaan yang sudah umum berhubungan dengan ilmu komunikasi, tapi kita bisa mengembangkan kreativitas kita dalam sebuah usaha baru yang tentunya sesuai dengan apa yang kita harapkan dan sesuai dengan gagasan kita.
Jadi, bagi para mahasiswa yang sekarang tengah menjalani kuliah, tidak perlu khawatir untuk mendapatkan pekerjaan. Karena banyak jenis pekerjaan yang menanti para lulusan komunikasi seperti yang telah diuraikan di atas. Yang mesti dilakukan untuk saat ini adalah belajar dengan sungguh-sungguh, memahami sebaik mungkin materi yang telah diajarkan oleh dosen agar nanti kedepannya lebih mudah untuk mendapatkan atau menciptakan pekerjaan.
Referensi : Berbagai Sumber
Dunia Komunikasi Visual
Definisi Desain Komunikasi Visual
Mengenal DeKave lebihDekat?Oleh Kismiaji, S.Sn.
Ya. Desain Komunikasi Visual saat ini mungkin semua orang sudah sering mendengar istilah ini, namun masih saja banyak yang belum mengetahui betul istilah tersebut dan sejauh mana ruang lingkup hingga pengaruhnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagian orang secara sempit menafsirkan Desain Komunikasi Visual identik dengan tukang reklame atau pekerjaan tukang bikin iklan di sepanjang jalan dengan papan nama yang bertuliskan advertising menerima pesanan sepanduk satu jam jadi, cetak undangan, sablon dll. Ya.. itulah gambaran sekilas dari sebagian masyarakat kita, sehingga mereka memandang sebelah mata orang yang bergelut di dunia desain.
Ada juga sebagian orang mengira bahwa Desain Komunikasi Visual (DKV) itu identik dengan iklan. Memang tidaklah salah pernyataan tersebut, namun tidak sepenuhnya benar. Iklan hanya salah satu bidang yang dihasilkan oleh desain komunikasi visual.
Tetapi bagi kalangan praktisi periklanan dan dunia akademik di bidang komunikasi istilah ini telah dikenal, walaupun Desain Komunikasi Visual merupakan istilah yang baru. Kalangan akademis menyebutnyapun beragam, ada yang menyebut sebagai DKV (Dekave) atau DISKOM, yang merupakan akronim dari Desain Komunikasi Visual.
Tanpa kitasadari Apabila melihat penampakan visual di sekeliling kita, sebenarnya kehidupan kita sehari-hari dilingkupi oleh produk-produk bidang Desain Komunikasi Visual. Mulai dari kita bangun di pagi hari hingga terlelap di peraduan, desain komunikasi visual mengiringi kita sepanjang hari hidup kita, baik di perkotaan hinggga pelosok pelosok desa di negeri ini bahkan dari runag pribadi hingga ruang publik.
Etimologi Desain Komunikasi Visual
Jika kita memulai mendefinisikan Desain Komunikasi Visual ditinjau dari asal kata (etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, desain diambil dari kata designo (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide.
Kemudian kata komunikasi yang berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin communis yang berarti sama (dalam Bahasa Inggris:common). Kemudian komunikasi kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan (commonness) atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan).
Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris visual.
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual yang khas berdasar ilmu tata rupa. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan komunikatif serta mengandung solusi untuk permasalahan yang hendak disampaikan (baik sosial maupun komersial ataupun berupa informasi, identifikasi maupun persuasi).
Dalam Buku Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa Agus Sachari menjelaskan Desain Komunikasi Visual adalah Profesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan berbagai pendekatan baik hal yang menyangkut komunikasi, media, citra tanda maupun nilai.
Desain komunikasi Visual juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi percetakan, penggunaan teknologi multimedia dan teknik persuasi pada masyarakat.
Ruang lingkup Desain Komunikasi Visual Meliputi:
1. Advertising (periklanan)
2. Animasi
3. Desain identitas Usaha (corporate identity)
4. Desain Marka lingkungan
5. Multimedia
6. Desain Grafis Industri (promosi)
7. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dll0
8. Cergam (komik, karikatur, Poster)
9. Fotografi, tipografi dan ilustrasi
Sekilas Sejarah Istilah Desain Komunikasi Visual di Indonesia
Istilah desain komunikasi visual yang baru populer belakangan ini, sebenarnya baru dikenal di Indonesia pada awal tahun 1980-an. Dimunculkan oleh Gert Dumbar (seorang desainer grafis Belanda) pada tahun 1977, karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.
Apa Beda Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis?
Banyak orang seringkali bingung dengan beberapa istilah yang hampir sama. Kita seringkali mendengar tentang istilah yang hampir mirip selain desain komunikasi visual, yaitu desain grafis dan seni grafis.
Istilah desain komunikasi visual sendiri sudah dijelaskan di atas. Sedangkan desain grafis sendiri memang salah satu istilah yang paling sering disalahtukarkan dengan Desain komunikasi visual. Memang keduanya sangat berhubungan erat, namun sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya.
Desain grafis
Desain grafis atau Graphic Design. Kata grafis menurut etimologi adalah berasal dari kata graphic (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin graph? (yang diadopsi kata Yunani graphos), yang berarti menulis, menggores atau menggambar di atas batu.
Desain sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia atau Desain grafis juga bias diartikan suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan dan biaya. Biasanya Desain grafis biasanya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.
Tujuan desain grafis selain menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh.
Dari sinilah Desain grafis juga seperti jenis desain lainnya merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
Orang yang berkarya di bidang desain grafis maka disebut sebagai desainer grafis (graphic designer), namun anehnya orang yang bekerja di bidang desain komunikasi visual, sangat jarang sekali disebut sebagai desainer komunikasi visual. Biasanya sebutan yang diberikan tetap saja desainer grafis.
Saat ini Desain Grafis menggunakan piranti Software antara lain:
Desktop publishing:Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Indesign, Coreldraw, GIMP, Inkscape, Macromedia Freehand
Web design:Macromedia Dreamweaver, Microsoft Frontpage, Notepad
Audio visual : Adobe After Effect, Adobe Premier, Final Cut, Adobe Flash, atau sebelumnya Macromedia Flash
Rendering 3 Dimensi : 3D StudioMax, Maya, AutoCad
Seni Grafis
Seni grafis - sedangkan seni grafis (dan ini paling sering disalahartikan sama sebagai desain grafis) adalah masuk ke dalam seni murni (fine arts). Sementara desain grafis masuk ke dalam kelompok seni terapan (applied arts). Ya, dalam khazanah seni, ada penggolongan seni menjadi seni murni dan seni terapan. Disebut sebagai seni murni adalah jika tujuan penciptaan seni adalah untuk semata-mata untuk kepuasan bathin dan ekspresi sang seniman semata. Sedangkan seni terapan adalah seni yang tujuan penciptaannya adalah untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik.
Media Seni Grafis
Media yang digunakan dalam seni Grafis berupa tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D’Ache.
Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.
Referensi:
Carter, David E., Designing Corporate Identity Programs for Small Corporation, Art Direction Book Company, New York, 1985.
KBBI/Tim Penyusun pusat Bahasa, ed.3.-cet.3.-Jakarta, balai Pustaka, 2005.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.
Sachari, Agus, pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa dan Desain (Arsitektur, Seni Rupa, dan Kriya), Jakarta, penerbit Erlangga, 2005…
Shimp, Terence, Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta, penerbit Erlangga, 2003.
Sihombing, Danton, Tipografi dalam Desain Grafis, Gramedia, Jakarta, 2001.
http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_graf…
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_grafis
Desain Komunikasi Visual (DKV)
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya.
Prospek Kerja Lulusan Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual atau biasa disingkat DKV adalah cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan memanfaatkan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan untuk tujuan tertentu (tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi perilaku). Yang menarik dari sini adalah seorang sarjana DKV harus bisa mengolah pesan tersebut secara efektif, informatif dan komunikatif.Banyak hal-hal mendasar yang dipelajari di program studi DKV. Mengembangkan bentuk bahasa visual (bermain gambar), mengolah pesan (bermain kata) keduanya untuk tujuan sosial maupun komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada kelompok lainnya. Visual berwujud kreatif dan inovatif, sementara inti pesan harus komunikatif, efisien dan efektif saling mendukung agar tersampaikan dengan baik pada sasaran.
Cakupan pekerjaan desain komunikasi sangat luas, antara lain: mulai dari label produk / makanan, desain logo yang mencitrakan sebuah lembaga / perusahaan (branding), paket promosi dan kampanye sebuah program, hingga membuat iklan di media massa, dsb.
Berbeda dengan seni murni (dalam hal ini seni grafis) yang karya seninya dibuat sebagai ungkapan ekspresi sang seniman, maka karya seni yang dihasilkan oleh seorang desainer komunikasi visual lebih ditekankan dengan konsep yang bermaksud-tujuan dan ditujukan untuk khalayak yang disasar (target audience).
Prospek Kerja DKV
Prospek kerja lulusan studi Desain Komunikasi Visual ini sangat beragam, tergantung pada minat dan keahlian, diantaranya :
- Sebagai wirausaha maupun freelancer : desainer grafis, ilustrator, fotografer, animator, web designer dsb.
- Biro konsultan desain (graphic house)
- Biro iklan (advertising)
- Rumah produksi (production house).
- Stasiun TV.
- Percetakan dan penerbitan.
- Hubungan Masyarakat (public relation) lembaga swasta dan pemerintah.
Sumber : id.wikipedia.org | desainkomunikasivisual.com
Karikatur Sebagai Karya Komunikasi Visual Dalam Penyampaian Kritik Sosial
ABSTRAK
Karikatur merupakan salah satu bentuk karya komunikasi visual yang efektif dalam
penyampaian pesan kritik sosial. Dalam karikatur yang baik ada perpaduan unsur-unsur
kecerdasan, ketajaman dan ketepatan berpikir kritis serta ekspresif dalam menanggapi fenomena
kehidupan masyarakat, kritik sosial tersebut dikemas secara humoris.
Kata kunci: karikatur, komunikasi visual, kritik sosial
PENDAHULUAN
Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi (melulu) tertulis
, karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Dibandingkan media verbal,
gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Gambar
berdiri sendiri, memiliki subyek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol “ yang
jelas dan mudah dikenal. Pembuatan suatu “gambar komunikasi “, dimaksudkan untuk
mendukung suatu pesan. Ada beberapa bentuk “gambar komunikasi “, antara lain:
ilustrasi, logo, dan karikatur .
Gambar karikatur adalah suatu media penyampai pesan yang digambar secara
sederhana dan menyalahi anatomi. Walaupun sesungguhnya untuk mencapai
kesederhanaan tersebut perlu mempelajari secara tekun dan jeli, sekaligus dituntut
memiliki wawasan humoristik yang cukup. Ini berarti bahwa untuk menggoreskan kartun
KARIKATUR SEBAGAI KARYA KOMUNIKASI VISUAL DALAM PENYAMPAIAN KRITIK SOSIAL
(Heru Dwi Waluyanto)
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/129
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/129
yang sederhana ternyata tidak sesederhana yang dipikirkan orang. Belum lagi masalah
bagaimana “mengisi” karya tersebut agar mempunyai pesan atau misi yang mantap.
Ibarat masakan, diolah dengan bumbu yang pas dan disuguhkan dalam warna yang
menarik dan mengundang selera. Jika karya kartun yang nampak sederhana tersebut
diberi “isi”, ia akan menjelma menjadi apa yang disebut sebagai karikatur. Arti karikatur
yang sebenarnya adalah “potret wajah yang diberi muatan lebih” yang berkesan distortif
ataupun deformatif. Namun secara visual masih dapat dikenali obyeknya. Karya
karikatur yang biasa kita lihat di surat kabar, menggambarkan pula wajah-wajah tokoh
tertentu yang dikenal, yang dilakonkan keterlibatannya dalam suatu peristiwa atau
masalah. Karikatur atau wajah deformatif yang tergambar di dalamnya hanyalah elemen
yang dimaksud untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan.
SEJARAH PERKEMBANGAN KARIKATUR
Karikatur, berasal sari kata caricare ( bahasa Itali ) yang maknanya memberi
muatan atau tambahan ekstra. Karikatur telah berkembang sejak abad ke-18 terutama di
Perancis. Karikatur sudah sedemikian lama merebak ke segala penjuru dunia, sebagai
“seni khusus” gambar distortif wajah dan figur tokoh masyarakat.
Sebagai ekspresi seni, teknik pemiuhan wajah dan figur inipun telah dipelajari
secara formal, terutama di Perancis. Sejak jaman Honore Daumiere ( 1808-1879 ) hingga
Tim Mitelberg dan Patrice Ricor yang dianggap sebagai tokoh-tokoh pencetus dan
“penyebar wabah” seni deformatif ini, bentuk seni tersebut semakin digandrungi banyak
seniman, pelukis dan bahkan pematung, sebagai aliran senirupa baru yang mereka
namakan karikaturisme. Dimulai dari karya patung karikaturisme Jean-Pierre Edouard
Dantan, pematung Perancis kelahiran Normandia dengan mahakaryanya “Patung Berlioz“
yang diciptakan sekitar 1830-an. Meskipun tinggi patung ini hanya 9 inci, namun patung
kepala Berlioz ini diolah sedemikian rupa menjadi karikatural, juga sarat dengan
gambaran-gambaran lain yang terpahat di seputar rambutnya yang dibuat meninggi.
Gaya patung Dantan ini sangat mempengaruhi para seniman karikatur, sehingga mereka pun
menciptakan patung-patung kepala penyanyi, penulis, pemusik dunia terkenal. Seperti
kepala Strauss, Liszt, Paganini, Balzac, Dumas dan banyak aktor terkenal dari Comedie
Francaise. Bentuknya mungil saja, dan menjadi sangat diminati, karena dipakai sebagai
hiasan ujung tongkat, pegangan kayu, topeng dan alat permainan lainnya. Kalau kita
mengunjungi toko-toko cenderamata di Perancis, pengaruh Dantanisme inipun masih
terasa sampai sekarang. Antara lain dibuat untuk pangkal ballpoint, pensil atau bandul
loncengan dan sebagainya. Selain barang oleh-oleh yang memiliki kualitas seni, karena
buatan tangan pematung karikaturisme itu.
Kemudian pematung Jerman Timur, Helmut Schmidt, mencuat namanya lewat
karya patung dada “ Franz Josef Strauss “, seorang pejabat pemerintah Jerman Timur
(sebelum Jerman bersatu) yang konsenvatif dan anti terorisme. Wajah berlekuk-lekuk
seperti kentang ubi, perut gendut dengan kepalan tangan beruas-ruas dari besi, yang
dibuat tahun 1980.
Lalu patung-patung karikaturisme yang dipajang di halaman maupun yang
dipamerkan di dalam museum “Rumah Humor dn Satire” di Grobovo, Bulgaria, yang
merupakan koleksi patung dan pahatan dari seluruh dunia. Termasuk pahatan wayang “
Gareng Petruk “ dari Indonesia (yang di atas label tertulis “Wayang Karagoz” dari Turki).
A. Karikatur di Indonesia
Di Indonesia, sebagian karikaturis merupakan kartunis yang sekedar memasukkan
karikatur sebagai elemen dalam karyanya. Banyak karikaturis yang menghasilkan karya
“potret” yang berkesan asal-salan. Agak mirip, namun tidak dikerjakan dengan intuisi
dan wawasan yang baik, baik dari segi artistik maupun teknik penonjolan karakter tokoh
obyeknya. Jika mencapai tingkat kemiripan, meski boleh dikatakan memadai, namun ia
sebenarnya belum memvisualkan potret karikatural, melainkan masih berkutat pada
realisme. Karya tersebut tak ubahnya seperti potret ,dengan hidung agak dibuat mancung
atau pesek, mulut agak melebar, selebihnya mirip. Kesulitan kartunis dalam menciptakan
potret karikatural secara revolusioner karena adanya perasaan tidak enak atau sungkan
yang berlebihan terhadap tokoh yang menjadi obyeknya. Perasaan sungkan ini bertolak
dari rasa mawas diri, bahwa terutama bagi manusia Timur, sebab siapa yang secara
sukarela mau digambar wajahnya dengan tidak anatomis. Bagi orang-orang tertentu bisa
jadi gambar tersebut dicap menghina, merusak citra si empunya wajah, vulgar,
melecehkan, dan sebagainya.
Beberapa kartunis di Indonesia yang berpotensi besar menjadi karikaturis handal,
antara lain : GM Sidharta, Dwi Koendoro, Pramono, Jitet Koestana, Gesigoran atau Sudi Purwono (Non-O). Sementara itu Thomas Aquino Lionar (alm.) merupakan orang
antara lain : GM Sidharta, Dwi Koendoro, Pramono, Jitet Koestana, Gesigoran atau Sudi Purwono (Non-O). Sementara itu Thomas Aquino Lionar (alm.) merupakan orang
pertama kali menggarap potret karikatural sesuai dengan arti yang sebenarnya. Sebagai
misal, menteri kehakiman waktu itu (Ismail Saleh) digarap sedemikian deformatif,
sehingga lebih mirip monyet ketimbang wajah aslinya. Atau juga karikatur Ali Said )
Jaksa Agung ) yang menggiring asosiasi orang kepada wajah kuda. Namun kedua tokoh
terhormat tersebut sama sekali tidak tersinggung atau marah. Malahan mereka
memajangnya di ruang kerjanya dengan bangga.
B. Karikatur di Barat
Kartunis di Barat, merasa bangga dan terhormat karena mampu menggambarkan
wajah dan figur sedemikian “rusaknya” apalagi dimuat surat kabar untuk dipublikasikan
secara luas. Dengan potret karikatural tersebut ia bisa menjadi terkenal dan dikenal,
misalnya karikaturis kelahiran Belgia, Gerard Alsteens, dengan gambarnya “Boneka
Jimmy Carter”. Mantan presiden Amerika Serikat ini digambarkan sebagai boneka
dengan mulut tertawa memamerkan giginya yang ekstra besar. Rambut sang mantan
presiden ini direkayasa menjadi gurita dengan berbagai nama perusahaan tertulis pada
tangan-tangannya, yang berjuluran kesana kemari. Salah satu tangannya memegangi bilah
penggantung benang penggerak boneka. Karya tersebut kemudian menjadi terkenal,
karena dipamerkan dalam kelompok seni kontemporer. Lebih lagi karya ini adalah
karikatur pertama di dunia yang dipajang dalam Biennale di Venice, di Paviliun Belgia.
Contoh lainnya adalah karya David Levine memvisualkan Henry Kissinger, Menteri
Luar negeri AS waktu itu, secara karikatural. Dalam karikatur itu tidak tampak
sedemikian innocent dan tolol. Kissinger konon malah meminta pada Levine agar
karikatur tersebut diperbesar untuk dijadikan koleksinya.
KARIKATUR SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL
Karikatur merupakan salah satu bentuk karya komunikasi visual yang efektif dan
mengena dalam penyampaian pesan maupun kritik sosial. Dalam sebuah karikatur yang
baik terlihat adanya perpaduan antara unsur-unsur kecerdasan, ketajaman dan ketepatan
berpikir secara kritis serta ekspresif dalam bentuk gambar kartun dalam menanggapi
fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas.
Menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya “The Process and Effects of Mass
Communication”, menjelaskan 4 syarat untuk komunikasi yang berhasil, yaitu :
1. Pesan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga ia dapat menimbulkan perhatian.
2. Pesan harus dirumuskan sebegitu rupa, sehingga ia mencakup pengertian yang sama
dan lambang-lambang yang dimengerti.
3. Pesan harus dapat menimbulkan kebutuhan pribadi dan menyarankan bagaimana
kebutuhan itu dapat dipenuhi.
4. Pesan tadi yang bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi harus sesuai dengan situasi
penerima komunikasi ketika itu.
Pendapat di atas mengandung pengertian betapa pentingnya sebuah komunikasi
dalam kehidupan manusia . Pekerjaan komunikasi di dalam pengertian hubungan
masyarakat melibatkan usaha mengirimkan atau meyampaikan pesan yang berupa
lambang, bahasa lisan, tertulis, atau gambar dari sumber kepada khalayak dengan
mempergunakan satu atau beberapa media sebagai saluran dari pesan atau lambang tadi,
(misalnya surat kabar, majalah, buku, brosur, surat ataupun lisan), tujuannya untuk
mempengaruhi pendapat atau sikap dan tindakan orang-orang yang menerima pesan itu
tadi.
Orang atau masyarakat lebih menyukai informasi bergambar jika dibandingkan
dengan yang berbentuk tulisan, karena melihat gambar jauh lebih mudah dan sederhana.
Dengan kata lain media gambar merupakan metode yang paling cepat untuk menanamkan
pemahaman, walau gambar tidak disertai dengan tulisan sekalipun. Gambar berdiri
sendiri dan selalu memiliki subyek yang mudah dipahami, sebagai simbol yang jelas dan
mudah dikenal.
SIMPULAN
Salah satu ciri gambar karikatur adalah jenaka. Namun lebih dari itu adalah karena
penggambaran karikaturalnya, artinya satu dua aspek kehidupan manusia dipilih dan
dipertajam dengan serba dilebih-lebihkan berat sebelah agar jelas kontras mencolok,
sehingga memunculkan sesuatu yang dalam penampakan normal tidak kentara. Aspek
realita atau kehidupan manusia yang dicolokkan karikatur lucu itu terutama demi
pengucapan kritik. Kritik yang tidak berbahasa kejam menghantam, tetapi ada bantalan
empuknya demi peredaman benturan keras yang dapat berakibat fatal. Namun kritik
empuk berkat humor seperti yang kita lihat dalam gambar-gambar kartun sering justru
mirip angin, lembut empuk tetapi dapat membuat orang “masuk angin”. Paling tidak, dan
ini yang kita harapkan dari gambar humoristik : mampu memutar baling-baling kincir
angin yang bertugas memompa air dari kedalaman tanah kepermukaan. Hal ini juga
diperkuat dengan pendapat Alm. Romo Mangun, bahwa karikatur yang baik seperti
kincir angin, mampu memompa air penghidupan serta energi yang diperlukan oleh
kehidupan dan penghidupan bersama masyarakat yang normal sehat, walaupun daya
pemutarnya hanyalah yang empuk lembut. Itu adalah berkat gaya humornya.
Oleh karena itu karikatur, kartun, dan lelucon politik dalam negara yang masyarakatnya masih kerdil
dan sempit wawasannya sering tidak ditoleransi, bahkan terkadang dianggap tabu,
dilarang oleh penguasa, teristimewa dalam negara-negara yang sedikit banyak bersifat
totaliter diktatorial. Tidak asal mengkarikatur belaka dengan maksud mencekik lawan.
Lucu atau jenaka selalu datang dari mental yang dewasa dan berkadar sikap mulia, fairplay,
a consolating smile, itulah buah kejenakaan karikatur dan kartun yang baik
Ciri dari sebuah karya kartun atau karikatur secara visual harus mampu
menyuguhkan lelucon atau humor dengan media gambar. Karya karikatur harus
memenuhi syarat untuk memancing tawa. Selanjutnya kelucuan atau serba tafsiran dapat
ditambah sendiri. Sebuah karya kartun memang mengandung banyak sisi kenyataan dan
itulah barangkali yang justru mengasyikkan.
KEPUSTAKAAN
Bob Staake, The Complete Book of Caricature, North Light Book, Ohio, 1991
Ja’far H. Assegaff, Hubungan Masyarakat Dalam Praktek , Ghalia Indonesia,Jakarta,
1982
Artini Kusmiati R, Sri Pudjiastuti, Pamudji Suptandar, Teori Dasar Disain Komunikasi
Visual, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1999
Dwi Koendoro, Panji Koming, Kompas, Jakarta, 1992
Pramono, R. Pramoedjo, Indonesia, Duniaku, Parade Karikatur 1990 - 1995, Pustaka
Harapan Jaya, Jakarta, 1996
Langganan:
Postingan (Atom)