Saat Badai Sandy menghantam Pantai Timur AS, beberapa orang mungkin akan
melihat ada tujuan lain di balik kemarahan alam. Tapi sepertinya hal
paling menyebalkan bagi ilmuwan adalah kalimat, "Semua hal terjadi pasti
ada alasannya."
Namun, sebuah studi mengatakan kalimat itu
menunjukkan cara berpikir paling umum yang dimiliki manusia. Riset
menunjukkan manusia selalu memiliki jalan pemikiran bahwa semua kejadian
mempunyai alasan tertentu, pemikiran yang bahkan tidak bisa dihindari
ilmuwan.
Sebuah tim riset psikologi dari Boston University
bertanya kepada ahli kimia, ahli geologi, dan ahli fisika dari
universitas ternama seperti Harvard, MIT, dan Yale University untuk
mengevaluasi penjelasan dari berbagai fenomena alam.
Pernyataan
tersebut juga menyertakan penjelasan berbasis alasan (atau
teleologikal) seperti "Pohon memproduksi oksigen agar binatang bisa
bernapas," atau "Bumi mempunyai lapisan ozon untuk melindunginya dari
sinar UV."
Ilmuwan yang tidak dikejar waktu, cenderung menolak
penjelasan yang berbasis alasan. Sementara ilmuwan yang diperintahkan
untuk memberi pernyataan secepatnya cenderung menggunakan penjelasan
teleologikal, meski penjelasan tersebut belum teruji secara ilmiah.
"Hasil
studi tersebut sangat mengejutkan," ujar Deborah Kelemen, profesor
psikologi di Boston University. "Meski pelatihan ilmiah bisa mengurangi
penerimaan terhadap penjelasan teleologikal yang tidak akurat secara
ilmiah, hal itu tidak bisa menghapus kecenderungan manusia untuk mencari
tujuan alam. Sepertinya pikiran kita secara alami lebih memilih hal
yang religius dibanding ilmiah."
Peneliti juga menemukan pola
yang sama pada lulusan universitas, meski ilmuwan secara keseluruhan
lebih jarang menerima penjelasan berbasis alasan bila keduanya
dibandingkan. Namun para ilmuwan juga memiliki pemikiran teleologikal
yang sama besarnya dengan sejumlah profesor bahasa Inggris dan sejarah
yang juga disurvei, ujar seorang peneliti.
Tim tersebut
mengatakan, hasil penemuan mereka adalah petunjuk adanya sebuah
kepercayaan di balik fenomena alam yang ada sejak dulu. Dalam kasus
Badai Sandy, studi itu tampaknya dibuat atas riset sebelumnya yang
menunjukkan bahwa orang cenderung berpaling pada hal religius sebagai
penjelasan untuk bencana alam.
Sebuah jajak pendapat tahun lalu
menunjukkan bahwa 44 persen orang Amerika berpikir bahwa bencana alam
adalah petunjuk dari Tuhan.
Studi terbaru tersebut dipubliksikan secara online di “Journal of Experimental Psychology: General” edisi Oktober.
Sumber : id.berita.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar