Kamis, 31 Januari 2013

Fotografer Kerry Skarbakka

Selasa, 22 Januari 2013

A Flirtationship

A Flirtationship- Neither just a friendship…. Nor just a relationship.

Ok guys. Truly. Truly NOT blog worthy. But What the heck. Wrote it in for a magazine which I never got a reply from. Here goes!

A smile. A toss of her hair and a hug that’s kept going for JUST a second too long. Words, words, words. Annoying, confusing, toying, suggestive words. We all know what this is, guys. It’s a flirtationship; the awkward in-between stage when both sides know that something more than your average friendship’s brewing here, but it’s before either party gets the guts to explain how they really feel to each other. So, some of us might not have ever really been in a flirtationship, but we sure know friends who’ve been stuck here and just don’t develop the courage to push those buttons further. But what if the unthinkable happens? What if, (and here’s the moment for a dramatic, collective gasp,) what if this STAGE is no longer just middle ground? What if it develops into a separate category of relationship definition all on it’s own? Here are some of the pros and cons of a flirtationship and what NOT determining what’s happening can actually bring about…. From a guy’s point of view.

PROS:
1.) You always have somebody to depend on and who’ll listen:- The thing with friends is, they’re there and everything, but you do have to invest time and energy listening to what their troubles are too sometimes, and no matter how many of you deny this, you WILL have to rethink statements and filter your words before warbling them out. Ina flirtationship, no such filters are needed because you know that you’re accepted and liked for who you are….Well, sort of.

2.) You always have company from a member of the opposite sex:- No matter what happens, when the need to perform casual flirtingness arises (which all teens experience at some point in time or the other), you know whom to call and just let off some steam with.

3.) No awkwardness with friends and family:- Yes, we’ve all been prey to the whispers, the giggles and the laughs behind hands when a couple is together. Sigh. The embarrassment just doesn’t end, does it, guys? Well, here’s the solution! No one knows what’s happening, so there are no suggestions or drama involved in the least bit!

4.) There’s no need for long phone calls and non-stop texting:- In a flirtationship, as mentioned before, you aren’t COMMITED to the person, so there’s no structure and rules that say you have to sit together for long hours on the phone or be in touch non-stop. Wow. Freedom, muchly, guys?

5.) NO expensive gifts and no empty wallets:- Again, you don’t HAVE to buy gifts and do all sorts of stupid romantic things to please your partner in a flirtationship. You can buy those glares you really wanted, or those amazing shoes you needed.

6.) There’s no real commitment involved:- This is probably the greatest pro possible. Heck, you’re not committed. So you can mess around with whoever you like without people giving you looks and tagging you a cheater. But don’t expect the flirtationship to last. Or move any further. In fact, count it as over.

CONS:
1.) There’s no real commitment involved:- The greatest pro possible, in this case, doubles as the greatest con; since there’s no determination of the relationship, you can sometimes be objected to painful ordeals of seeing your flirtationship partner having fun with someone else. If this starts to be a problem, guys, it means she really means something to you. Don’t be stupid. Ask her and get done with it!

2.) The whiplash response:- Girls are complicated and difficult creatures to understand on normal occasions. Then take in mood swings, PMSing, etc and you’ve got yourselves a handful! If there’s a fight between the couple, the obvious card that will be played is the, “We’re not dating! You don’t own me! Don’t tell me what to do!,” one. Now THAT creates one hellovan awkward moment like no other.

3.) Physical intimacy:- Don’t get any wrong ideas on this one. At the end of a bad day, sometimes, JUST sometimes, all we guys really need is a big hug , a peck on the cheek and a squeeze of the hand that tells us that someone out there cares for us and we still matter. A flirtationship will not provide this. Ever. So, in a moment of weakness, don’t count on it.

4.) You don’t ever really know what’s happening:- As the definition goes, it’s neither a friendship nor a relationship. Sometimes, the instability of it all gets way too much to cope with. You don’t know where to draw the line and how much you can push it. Tough.

5.) Guilt factor:- Most of the time, it’s never said in so many words that what’s happening is a flirtationship. As a result, many would feel guilty because they’re leaving the other person hanging, neither here nor there.

6.) If it falls apart:- This is the absolute worst case scenario. If it all falls apart in this stage, guys, you lose the chance of that perfect girlfriend and at the same time, you lose the chance of ever keeping her as a friend and trying again later. There’s just no stability to a flirtationship and if it all falls apart, you’re doomed.

So there you have it, everyone, a flirtationship, with all the pros and cons from a guy’s perspective. Now, is a flirtationship really worth it or not? Well you be the judge. With that note, I bid you adieu.

Awkwardly yours,

Sumber : http://observantlefty.wordpress.com

Senin, 21 Januari 2013

Seratus Juta Mimpi | Karya Diego Christian

UNO

Janji kita, siapa pun yang kalah dalam permainan ini, ia harus mencium sang pemenang di tempat yang diinginkan sesuka hatinya. Setelah menimbang sejenak, bibirku melengkungkan senyum.

"Oke, Deal!" kataku kepadamu dari ujung ranjang.

Aku mengambil tumpukan kartu yang berserak di tengah kita, memulai gerakan mengocok kartu, lalu membaginya sama rata sesuai aturan konvensional yang berlaku di seluruh dunia: tujuh kartu untukmu dan tujuh kartu untukku.

Aku mengangkat kartu-kartu yang menjadi bagianku lalu membariskannya di antara jari-jemariku sebelum kulihat semua isinya. Kau menaikkan salah satu sudut bibirmu ke atas setelah melihat kartu-kartu milikmu sendiri berjejer di antara jari-jarimu, senyum nakal yang selalu kaubuat jika berhasil membuatku berteriak mengaduh manja terhadapmu. Dasar nakal! Umpatku dalam hati.

"Kartunya bagus, makasih kocokannya, ya!?" katamu sambil menganggukkan kepalamu sekali ke arahku, "Punya kamu bagus, nggak?"

Aku mengecutkan bibirku sambil menggeleng. Kau tertawa cekikan setelahnya.
Kau mengambil satu buah kartu di tengah-tengah kita sebagai kartu penunjuk, kartu paling atas yang kau ambil. Kartunya bernomor 6 warna kuning. Kemudian kau meletakkan kartu berwarna kuning bergambar sebuah lingkaran dengan garis miring di tengahnya. Lambang stop. Aku mengangkat bahu, "Jalan lagi," kataku.

Kau tersenyum semakin nakal setelah melihatku mulai tidak senang pada permainan ini. Hei, ini masih awal dan kau mulai menyebalkan! Teriakku dalam hati.

"Oh iya, pasti, dong!" katamu sambil menjatuhkan kartu berwarna kuning dan bergambar dua buah panah yang saling menunjuk. Lambang reverse. Putar balik.

Aku menggigit bibirku, menyipitkan mata, dan melihat wajahmu yang tersenyum lebih dari sekadar nakal. Aku menggelengkan kepalaku sekali. Permainan ini mulai menguji kesabaranku. Tapi, bukannya aku harus senang karena siapa yang kalah harus mencium yang menang. Bermain cinta setelah bermain kartu? Hmm... lakukan!

"Jalan... lagi..." kataku pelan-pelan.

Kau tidak bersuara. Kau menjatuhkan sebuah kartu berwarna hitam dengan mantap ke atas tiga lembar kartu yang berserakan di tengah kita. Kartu berwarna hitam dengan tanda +4 di pinggir kanannya. Aku hanya termangu lalu melihat wajahnya. Aku mengangkat kedua alisku padamu.

"Ya ambil, lah..." katamu sambil menganggukkan kepala dengan wajah menyebalkan.

Aku menggeleng berkali-kali lalu mengambil empat lembar kartu sambil mendenguskan napas. Tahukah kau bahwa permainan ini mulai menyebalkan? Menyebalkan yang menyenangkan karena ada kau sebagai lawanku di sini. Menyenangkan karena dengan adanya kau di sini aku tidak lagi punya alasan untuk merasa kesepian. Ini menyebalkan yang paling menyenangkan! Kau harus tahu itu, Sayang.

Kartumu tinggal tersisa empat, sedangkan kartuku beranak pinak menjadi sebelas lembar yang kini berjejer rapi di jari-jemariku.

***

"Uno games!" teriakmu ketika kartumu telah habis dari genggaman, sedangkan aku, kartuku masih lengkap: sebelas lembar dalam genggaman. Bahkan kau tidak mengizinkanku untuk mengurangi satu lembar kartu pun dari tanganku.

Bermain UNO berarti bermain dengan kesempatan, katamu. Jika ingin menang dalam permainan ini, kita harus pintar-pintar menggunakan kesempatan, katamu lagi. Sekarang aku jadi mengerti, bagaimana aku bisa memenangkan permainan ini jika kau tidak memberikan padaku satu kali saja kesempatan.

Tapi tidak apa-apa, kupikir selagi hukumannya adalah menciummu, tidak apa-apa aku tidak mempunyai kesempatan untuk mengalahkanmu dalam permainan ini. Toh, aku masih memiliki kesempatan untuk menciummu, untuk mencintaimu. Aku membuang sebelas kartuku di tengah-tengah kita, lalu aku tersenyum sambil merangkak menuju tubuhmu. Kau tersenyum lebih nakal dari sebelumnya dan itu membuatku semakin cepat ingin menciummu. Lalu aku berhasil mencapai keningmu.

Aku berhenti bergerak ketika bibirku berada di puncak kepalamu. Rasanya dingin, sepi, getir. Lalu badanku bergetar, kepalamu mulai basah dengan air mata yang jatuh dari mataku. Kau kaku, lalu pelan. Menghilang. Aku mencoba memelukmu, tapi kau tidak ada lagi. Yang tersisa hanya serakan kartu-kartu di depanku. Badanku semakin bergetar, tangisku mulai meriak sementara kau benar-benar tidak ada lagi di depanku. Kuacak tumpukan kartu dengan kedua kakiku sehingga beberapa lembarnya terkoyak. Tubuhmu benar-benar lenyap dari pandanganku dan luka hatiku semakin menganga. Malam mulai beranjak tua tapi aku masih duduk di tepian ranjang sambil menangis.

Sayang, bahkan kau tidak memberikan kesempatan padaku bahwa kaulah satu-satunya. Lebih lagi, kau tidak memberiku kesempatan bahwa aku ada. Bahkan untuk menunjukkan padamu bahwa aku mampu menjadi yang terbaik. Untuk mencintaimu.
Lagi-lagi aku bermain UNO sendirian. Bersama bayanganmu. Dan juga tembok di depanku. Ibuku hanya mampu melihat dari depan kamar rumah sakit yang kini kutempati. Aku tidak mengerti mengapa beliau selalu menangis ketika melihatku menangis. Lebih lagi, aku tidak tahu kenapa aku ditempatkan dalam kamar isolasi ini.
 
by : http://diegochrist.blogspot.com/2011/07/

Minggu, 06 Januari 2013

Apa sih kepanjangan dari PHP?

Kepanjangan dari PHP! Ternyata ada banyak lho..

Menurut wikipedia, pada awalnya, PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page. Namun demikian, seiring dengan perkembangan bahasa pemrograman PHP, kepanjangan dari PHP berubah menjadi sebuah singkatan recursive yaitu PHP: Hypertext Preprocessor. Apa tuh maksudnya recursive?

Recursive artinya bahwa ada singkatan lagi dalam kepanjangannya. Kalau kamu perhatikan dalam kepanjangan PHP ada kata PHP lagi kan? Nah itu maksudnya recursive. Kalangan open source saya lihat sering menggunakan metode singkatan seperti ini, misalnya pada GNU, GNU is not Unix. hehehe.

Nah, apa masih ada lagi kepanjangan dari PHP yang lain, tapi tidak berkaitan dengan pemrograman web. Apa itu?

PHP adalah Parents Helping Parents. Dalam websitenya yaitu php.com (bedakan ya sama websitenya PHP yang web programming yaitu php.net) dijelaskan bahwa tujuan PHP seperti ini.
“Parents Helping Parents (PHP) strives to improve the quality of life for any child with special need of any age, through educating, supporting and training their primary caregivers.”

Apa masih ada lagi? Ternyata masih.

Saya jalan melewati Jalan Terusan Pasteur di Bandung. Kalau kamu sering main ke Bandung, maka kamu mungkin pernah melihat mall Giant di Jalan terusan Pasteur kan?
Nah, di sana ternyata ada juga singkatan PHP. Di mall tersebut PHP punya arti lain yaitu Pasteur Hyper Point.

Ternyata banyak juga ya kepanjangan dari PHP.

Apa masih ada yang mau menambahkan kepanjangan dari PHP yang lain?

Nah, tambahan terbaru, PHP juga punya kepanjangan khusus dikalangan ‘Remaja Gaul’ sekarang ini, bahkan Tidak hanya dikalangan remaja saja, rupanya istilah PHP yang satu ini juga sampai kekalangan dewasa. Kata PHP mulai merajalela di sejumlah media social ataupun kehidupan sehari-hari kurang lebih sejak satu atau dua tahun lalu.

PHP yang satu ini memiliki kepanjangan yaitu Pemberian Harapan Palsu, dimana 6 dari 9 remaja pasti pernah mengalaminya. Rasanya istilah dari temuan terbaru itu sudah tidak asing lagi dipakai.

Orang-orang yang menggunakan istilah itu biasanya mengalami Hubungan Tanpa Status atau sering disebut dengan HTS. Yap, status yang tidak jelas itu dianggap mereka sebagai harapan palsu. Padahal, PHP itu sebenarnya tidak ada asalkan kita mampu menempatkan feeling dan logika kita secara seimbang, sehingga Pemberian Harapan Palsu itu tidak terjadi.
Anggap saja kebaikan yang diberikan itu hanya kebaikan biasa yang wajar-wajar saja.

Pesan untuk korban-korban PHP ini adalah: jangan terlalu percaya diri jika baru saja didekati atau diberikan perhatian lebih oleh seseorang, karna mungkin saja si doi hanya bermaksud menjadi rekan bukan pacar. Dan untuk si pelaku: jangan terlalu berlebihan memberikan perhatian pada seseorang jika memang tidak bermaksud untuk memiliki hubungan yang lebih, karna dari situ lah PHP akan timbul jika kamu akhirnya hanya cuek-cuek aja dan tetep stay ditempat.

prothelon.com and Veni Sylviani

PERBEDAAN DAN KAMU

By -Veni Sylviani

Dua tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk mendeskripsikan ‘kita’ dalam satu perbedaan. Kamu mungkin ada disitu, tapi bukan Kamu yang seharusnya.  Perbedaan memang indah, bisa saling melengkapi dan mengisi kosong satu sama lain. Perbedaan mengajarkan kita tentang warna warni dunia, memberitahu kita kalau ada banyak hal lain yang menarik dan tidak. Tapi perbedaan juga yang memaksa kita untuk harus memilih. Hidup itu pilihan kawan!

Kamu pernah ada dalam pilihan itu, pilihan yang menarik. Saat ada kamu semuanya berubah. kamu mengajarkan banyak hal tentang perbedaan, menunjukan sesuatu yang berbeda.

Setiap hari aku coba untuk semakin mengenalmu dalam diam, memperhatikan semua hal tentang kamu. Taukah apa yang membuat mu istimewa? Karna kamu adalah jawaban dari “Bahagia itu sederhana”. Sesederhana itu kamu bisa membuat ku tersenyum tanpa alasan saat bisa melihat mu. Cara mu berjalan, menatap, tersenyum, berbicara, tertawa, semuanya yang membuat ku semakin nyaman ada disana.

Kamu mengajarkan aku ‘Jangan pernah takut dengan perbedaan, karna perbedaan itulah yang akan membuat kita di kenal orang’ Tapi terkadang perbedaan itu yang harus kita takuti. 

Aku mulai mencoba melihat mu dari sudut pandang lain, perbedaan itu semakin jelas. Aku terlalu nyaman mengilustrasikan dunia kita. Tak tau apa namanya, aku merasa sulit untuk keluar dari zona ini.

Kamu adalah pilihan yang selalu aku takuti. Tapi aku tak pernah menyesal pernah memilih mu untuk menjadi khayalan masa depan ku. Kita pernah ada dikhayalan itu dulu, sebelum dihancurkan dengan satu perbedaan yang tak pernah kita perdulikan. Selama dua tahun ini kamu selalu mengisi kekosongan ku dengan dunia mu.. Tapi tetap ada yang kurang. Rasanya tak lengkap. Hati ku memang disana, tapi berada ditempat yang salah. Di tempat yang tak pernah ada kata "satu" untuk kita.

Aku ingin menempatkan diri di posisi yang tepat untuk mu, tapi tak akan pernah bisa. Bahkan banyak yang tak pernah ngerti bagaimana cinta ternyata justru membuat seseorang merasa kurang. Mungkin terlalu sederhana sampai kita lupa kalau perbedaan itu ada.

Aku ingat saat pertama kali kita bertemu. Saat pertama kali aku menyapakan kata ‘hai’ untuk mu. Pertama kali aku mengarahkan pandangan ini tanpa henti saat pertama kali kita berhadapan, dan pertama kali aku bener-bener merasakan 'jatuh cinta'.

Tapi, kenapa dia? Kenapa harus dengan nya Tuhan?! Bahkan kita terlalu berbeda untuk bersama. Perasaan ini terlalu istimewa untuk di ungkapkan, semacam ilustrasi semu yang tidak pernah terlihat jelas.

Mungkin aku hanya mampir sebentar di ingatan mu, seorang figuran. Tapi buat ku, kamu selalu menjadi sorot utama pada semua adegan. Kamu menjadi figur yang paling penting disana, satu-satu nya. Tapi seketika itu semua hilang. Kita bukan lagi anak kecil yang ingin membahagiakan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kita tidak mungkin terus berpura-pura tidak tau, padahal kita mengerti ada yang salah disitu. Membiarkan sesuatu berakhir bukan berarti tidak berjuang, Tetapi memahami akan ada awal baru yang lebih baik hendak datang, memahami kalau ada perbedaan yang tidak bisa jadi sama, memahami akan ada ‘Kita’ yang baru nanti. 

Berusaha menyatukan perbedaan memang tidak gampang. seperti yang aku bilang “Dua tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk mendeskripsikan ‘kita’ dalam satu perbedaan”.

Ini bukanlah ucapan selamat tinggal, tapi ini adalah awal untuk memulai kata ‘Hai’ yang berbeda. Carilah seseorang yang bisa melengkapi mu seutuhnya, dan jelas itu tak akan pernah menjadi aku. Hubungan ini tak akan berakhir sekarang kalau saja perbedaan itu tidak pernah ada. Tapi mau salahkan siapa?

'Dunia' itu sudah hilang. Lalu mungkinkah sesekali saja kamu ingat kalau aku pernah menjadi bagian dalam tengah tawa mu, sendu tangis mu dan ceria hari-hari mu? Walaupun kamu tidak lama ada disini tapi kamu selalu ada disini.

Aku ingin mulai membagi dunia ini bersama mu, karna dengan adanya kamu semuanya terasa nyata, bebas. Perbedaan itu menjadi hal biasa. Tapi setelah menjauh dari kamu, aku merasa seperti melepas beban berat yang terus menahan ku saat ada kamu. Aku merasa berada dalam posisi yang tepat saat tak ada kamu. Aku seperti berhasil memecahkan dinding kaca yang tebal dan keluar dari lingkarang perbedaan itu. 

Memang bukan hanya mereka yang menentang, tapi juga kenyataan yang tidak akan pernah memberi kesempatan kita bersama lebih lama lagi dalam satu ikatan. Kita seperti terlalu memaksakan sesuatu yang seharusnya tak pernah ada. Begitu salah nya kah kita?! Dua orang yang secara tidak sengaja dipertemukan dalam satu tempat dan waktu yang sama. Aku yakin itu bukan hanya ketidak sengajaan. Semua hal terjadi dengan satu alasan kan? Tapi apa?? Alasan apa yang sebenarnya ada diantara pertemuan kita?! Bahkan aku hanya melihat perbedaan disana.

Apa kamu adalah pilihan yang salah? perbedaan yang seharusnya tak ku pilih? Aku membiarkannya masuk terlalu dalam untuk mengenal mu. Memang terlalu banyak hal yang tak pernah bisa kita jelaskan lewat media apapun, apalagi soal perasaan. Terlalu mudah untuk memotivasi seseorang, tapi butuh waktu yang lama untuk bisa memotivasi diri sendiri.

Begitupun dengan aku sekarang, yang masih sibuk mencari cara untuk bisa melupakan kamu, melupakan Kita. Mencari arti kata ‘Move On’ yang buat sebagian orang adalah cara dimana kita bisa melupakan 'dia' dengan jatuh cinta lagi. Tapi tau kah kamu? Rasanya tak akan ada ‘Kita’ yang sama kalau aku coba memulai dengan orang lain.

Ternyata kamu pun begitu. Sama hal nya dengan orang-orang itu. Selekas itu kah melupakan kebersamaan Kita dulu? Atau hanya sandiwara mu yang ingin mencoba bangkit dari rasa sakit itu?!

Mungkin ini bukan menjadi perpisahan yang baik-baik saja. Tapi akan lebih sulit untuk pergi dengan cara yang manis. Kamu terlalu membuat ku kuat untuk mempertahankan yang seharusnya tidak. Aku memang tak pandai berkata-kata untuk memberitau gimana berharganya waktu yang pernah kita bentuk bersama. Aku terlalu kaku untuk berucap betapa beruntungnya aku sayang kamu dan bagaimana rasa takut ku untuk mengakhiri perasaan ini. Tapi rasanya aku terlalu bodoh untuk tetap mempertahankan Kita. Perasaan ini hanya akan membawa kita pada masalah-malasalah yang tak akan pernah ada habisnya. Aku mulai menjauh semenjak hari itu. Mencoba acuh. Salah satu hal tersulit yang aku lakukan untuk menahan perasaan ku ke kamu.

Mungkin lebih baik melihat mu dengan orang lain sekarang, daripada harus melihat kesendirian mu yang masih buat ku berharap. Bertahanlah pada pilihan mu, begitupun aku. Kita sama-sama memainkan peran, tapi tak akan bertemu di panggung yang sama. 

Sekarang kita saling berjauhan. Bahkan terlalu canggung untuk menggunakan kata ‘Teman’.
Cinta memang tak harus saling memiliki. Ya, aku merasakannya sekarang.

Kamu mengajari ku tentang banyak hal. Mengenalkan ku pada banyak hal yang jelas berbeda. Sekarang sudah saat nya aku belajar dengan perbedaan yang lain lagi, tidak ada kamu disana. Tapi aku yakin akan menjadi pengalaman menarik lain. Kamu adalah masa lalu ku, guru terhebat, pelajaran yang mengubah cara berfikir ku dan membuat ku paham untuk tidak memilih sesuatu yang salah lagi.

Cinta akan datang pada siapapun tanpa mereka minta, tapi terkadang kita tidak menempatkannya dengan baik. Sekarang aku masih penasaran kenapa perbedaan itu ada?!
Karna kamu satu-satu nya alasan yang memberitahu ku, kalau perbedaan itu ’tidak’ indah.