Minggu, 06 Januari 2013

PERBEDAAN DAN KAMU

By -Veni Sylviani

Dua tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk mendeskripsikan ‘kita’ dalam satu perbedaan. Kamu mungkin ada disitu, tapi bukan Kamu yang seharusnya.  Perbedaan memang indah, bisa saling melengkapi dan mengisi kosong satu sama lain. Perbedaan mengajarkan kita tentang warna warni dunia, memberitahu kita kalau ada banyak hal lain yang menarik dan tidak. Tapi perbedaan juga yang memaksa kita untuk harus memilih. Hidup itu pilihan kawan!

Kamu pernah ada dalam pilihan itu, pilihan yang menarik. Saat ada kamu semuanya berubah. kamu mengajarkan banyak hal tentang perbedaan, menunjukan sesuatu yang berbeda.

Setiap hari aku coba untuk semakin mengenalmu dalam diam, memperhatikan semua hal tentang kamu. Taukah apa yang membuat mu istimewa? Karna kamu adalah jawaban dari “Bahagia itu sederhana”. Sesederhana itu kamu bisa membuat ku tersenyum tanpa alasan saat bisa melihat mu. Cara mu berjalan, menatap, tersenyum, berbicara, tertawa, semuanya yang membuat ku semakin nyaman ada disana.

Kamu mengajarkan aku ‘Jangan pernah takut dengan perbedaan, karna perbedaan itulah yang akan membuat kita di kenal orang’ Tapi terkadang perbedaan itu yang harus kita takuti. 

Aku mulai mencoba melihat mu dari sudut pandang lain, perbedaan itu semakin jelas. Aku terlalu nyaman mengilustrasikan dunia kita. Tak tau apa namanya, aku merasa sulit untuk keluar dari zona ini.

Kamu adalah pilihan yang selalu aku takuti. Tapi aku tak pernah menyesal pernah memilih mu untuk menjadi khayalan masa depan ku. Kita pernah ada dikhayalan itu dulu, sebelum dihancurkan dengan satu perbedaan yang tak pernah kita perdulikan. Selama dua tahun ini kamu selalu mengisi kekosongan ku dengan dunia mu.. Tapi tetap ada yang kurang. Rasanya tak lengkap. Hati ku memang disana, tapi berada ditempat yang salah. Di tempat yang tak pernah ada kata "satu" untuk kita.

Aku ingin menempatkan diri di posisi yang tepat untuk mu, tapi tak akan pernah bisa. Bahkan banyak yang tak pernah ngerti bagaimana cinta ternyata justru membuat seseorang merasa kurang. Mungkin terlalu sederhana sampai kita lupa kalau perbedaan itu ada.

Aku ingat saat pertama kali kita bertemu. Saat pertama kali aku menyapakan kata ‘hai’ untuk mu. Pertama kali aku mengarahkan pandangan ini tanpa henti saat pertama kali kita berhadapan, dan pertama kali aku bener-bener merasakan 'jatuh cinta'.

Tapi, kenapa dia? Kenapa harus dengan nya Tuhan?! Bahkan kita terlalu berbeda untuk bersama. Perasaan ini terlalu istimewa untuk di ungkapkan, semacam ilustrasi semu yang tidak pernah terlihat jelas.

Mungkin aku hanya mampir sebentar di ingatan mu, seorang figuran. Tapi buat ku, kamu selalu menjadi sorot utama pada semua adegan. Kamu menjadi figur yang paling penting disana, satu-satu nya. Tapi seketika itu semua hilang. Kita bukan lagi anak kecil yang ingin membahagiakan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kita tidak mungkin terus berpura-pura tidak tau, padahal kita mengerti ada yang salah disitu. Membiarkan sesuatu berakhir bukan berarti tidak berjuang, Tetapi memahami akan ada awal baru yang lebih baik hendak datang, memahami kalau ada perbedaan yang tidak bisa jadi sama, memahami akan ada ‘Kita’ yang baru nanti. 

Berusaha menyatukan perbedaan memang tidak gampang. seperti yang aku bilang “Dua tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk mendeskripsikan ‘kita’ dalam satu perbedaan”.

Ini bukanlah ucapan selamat tinggal, tapi ini adalah awal untuk memulai kata ‘Hai’ yang berbeda. Carilah seseorang yang bisa melengkapi mu seutuhnya, dan jelas itu tak akan pernah menjadi aku. Hubungan ini tak akan berakhir sekarang kalau saja perbedaan itu tidak pernah ada. Tapi mau salahkan siapa?

'Dunia' itu sudah hilang. Lalu mungkinkah sesekali saja kamu ingat kalau aku pernah menjadi bagian dalam tengah tawa mu, sendu tangis mu dan ceria hari-hari mu? Walaupun kamu tidak lama ada disini tapi kamu selalu ada disini.

Aku ingin mulai membagi dunia ini bersama mu, karna dengan adanya kamu semuanya terasa nyata, bebas. Perbedaan itu menjadi hal biasa. Tapi setelah menjauh dari kamu, aku merasa seperti melepas beban berat yang terus menahan ku saat ada kamu. Aku merasa berada dalam posisi yang tepat saat tak ada kamu. Aku seperti berhasil memecahkan dinding kaca yang tebal dan keluar dari lingkarang perbedaan itu. 

Memang bukan hanya mereka yang menentang, tapi juga kenyataan yang tidak akan pernah memberi kesempatan kita bersama lebih lama lagi dalam satu ikatan. Kita seperti terlalu memaksakan sesuatu yang seharusnya tak pernah ada. Begitu salah nya kah kita?! Dua orang yang secara tidak sengaja dipertemukan dalam satu tempat dan waktu yang sama. Aku yakin itu bukan hanya ketidak sengajaan. Semua hal terjadi dengan satu alasan kan? Tapi apa?? Alasan apa yang sebenarnya ada diantara pertemuan kita?! Bahkan aku hanya melihat perbedaan disana.

Apa kamu adalah pilihan yang salah? perbedaan yang seharusnya tak ku pilih? Aku membiarkannya masuk terlalu dalam untuk mengenal mu. Memang terlalu banyak hal yang tak pernah bisa kita jelaskan lewat media apapun, apalagi soal perasaan. Terlalu mudah untuk memotivasi seseorang, tapi butuh waktu yang lama untuk bisa memotivasi diri sendiri.

Begitupun dengan aku sekarang, yang masih sibuk mencari cara untuk bisa melupakan kamu, melupakan Kita. Mencari arti kata ‘Move On’ yang buat sebagian orang adalah cara dimana kita bisa melupakan 'dia' dengan jatuh cinta lagi. Tapi tau kah kamu? Rasanya tak akan ada ‘Kita’ yang sama kalau aku coba memulai dengan orang lain.

Ternyata kamu pun begitu. Sama hal nya dengan orang-orang itu. Selekas itu kah melupakan kebersamaan Kita dulu? Atau hanya sandiwara mu yang ingin mencoba bangkit dari rasa sakit itu?!

Mungkin ini bukan menjadi perpisahan yang baik-baik saja. Tapi akan lebih sulit untuk pergi dengan cara yang manis. Kamu terlalu membuat ku kuat untuk mempertahankan yang seharusnya tidak. Aku memang tak pandai berkata-kata untuk memberitau gimana berharganya waktu yang pernah kita bentuk bersama. Aku terlalu kaku untuk berucap betapa beruntungnya aku sayang kamu dan bagaimana rasa takut ku untuk mengakhiri perasaan ini. Tapi rasanya aku terlalu bodoh untuk tetap mempertahankan Kita. Perasaan ini hanya akan membawa kita pada masalah-malasalah yang tak akan pernah ada habisnya. Aku mulai menjauh semenjak hari itu. Mencoba acuh. Salah satu hal tersulit yang aku lakukan untuk menahan perasaan ku ke kamu.

Mungkin lebih baik melihat mu dengan orang lain sekarang, daripada harus melihat kesendirian mu yang masih buat ku berharap. Bertahanlah pada pilihan mu, begitupun aku. Kita sama-sama memainkan peran, tapi tak akan bertemu di panggung yang sama. 

Sekarang kita saling berjauhan. Bahkan terlalu canggung untuk menggunakan kata ‘Teman’.
Cinta memang tak harus saling memiliki. Ya, aku merasakannya sekarang.

Kamu mengajari ku tentang banyak hal. Mengenalkan ku pada banyak hal yang jelas berbeda. Sekarang sudah saat nya aku belajar dengan perbedaan yang lain lagi, tidak ada kamu disana. Tapi aku yakin akan menjadi pengalaman menarik lain. Kamu adalah masa lalu ku, guru terhebat, pelajaran yang mengubah cara berfikir ku dan membuat ku paham untuk tidak memilih sesuatu yang salah lagi.

Cinta akan datang pada siapapun tanpa mereka minta, tapi terkadang kita tidak menempatkannya dengan baik. Sekarang aku masih penasaran kenapa perbedaan itu ada?!
Karna kamu satu-satu nya alasan yang memberitahu ku, kalau perbedaan itu ’tidak’ indah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar